jatimnow.com – Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko resmi meluncurkan tema dan logo Hari Jadi Ponorogo ke-529 yang bertajuk “Kidung Aruna Kinanti”, Jumat (1/8/2025) sore. Acara peluncuran berlangsung meriah di Pendopo Agung Pemkab Ponorogo, Jalan Alun-Alun Utara, Kelurahan Mangkujayan.
Dalam kesempatan itu, Bupati yang akrab disapa Kang Giri menjelaskan makna mendalam di balik tema dan logo tersebut. Tema “Kidung Aruna Kinanti” dipilih sebagai simbol perjalanan baru Ponorogo menuju masa depan yang lebih gemilang, penuh harapan, dan kolaborasi.
“Tema ini bukan sekadar untaian kata, tetapi doa dan semangat baru. Kidung berarti nyanyian atau dzikir, sementara Aruna adalah fajar yang menyingsing, tanda datangnya harapan baru. Sedangkan Kinanti berarti menggandeng, berjalan bersama menuju cita-cita bersama,” jelas Kang Giri.
Baca juga: Pesta Rakyat di Hari Jadi Ponorogo, Ribuan Porsi Makanan Gratis untuk Warga
Menurutnya, filosofi tersebut menjadi pengingat bahwa pembangunan Ponorogo harus dilakukan secara gotong royong, dengan semua pihak bergandengan tangan.
“Kinanti ini menggambarkan kita tidak berjalan sendiri. Kita melangkah bersama, menyongsong babak baru Ponorogo yang lebih hebat,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Hari Jadi Ponorogo ke-528, tema yang diusung adalah “Serenade Langit Tembaga” yang menggambarkan kemegahan cahaya senja sebagai simbol refleksi akhir periode pertama kepemimpinannya. Kini, tema baru ini menandai langkah awal menuju periode berikutnya.
Baca juga: Kang Giri Perkenalkan Logo dan Tagline Grebeg Suro Ponorogo 2022
Logo Hari Jadi ke-529 Ponorogo digambarkan menyerupai lembaran buku yang sedang dibuka, dengan perpaduan warna merah, hijau toska, hingga magenta. Menurut Kang Giri, desain tersebut melambangkan perjalanan panjang Ponorogo yang terus menulis kisah baru di setiap halamannya.
“Lembaran buku ini melambangkan sejarah Ponorogo yang terus berlanjut. Kita tidak ingin melupakan masa lalu, tapi terus menulis bab baru dengan semangat muda dan inovatif,” tutur Kant Giri.
Pemilihan warna cerah seperti hijau toska dan magenta dimaksudkan untuk menggambarkan energi generasi muda serta harapan baru yang terus tumbuh di Bumi Reog. Sementara penggunaan font klasik menjadi jembatan antara nilai tradisi dan semangat modern.
Baca juga: Buku Sejarah DPRD Dilaunching di Hari Jadi Ponorogo ke 525
529: Nyanyian Harapan dan Kolaborasi
Makna dari angka 529 sendiri digambarkan sebagai kidung merdu perjalanan panjang Ponorogo. Tahun ini, seluruh harmoni kehidupan masyarakat dibingkai dalam semangat puitis yang mengajak semua pihak untuk bersama-sama menulis sejarah baru.
“Ini bukan sekadar perayaan, tapi nyanyian peradaban. Sebuah kidung yang dibuka dengan fajar, dinyanyikan bersama, dan ditulis di halaman berikutnya. Mari kita lanjutkan kisah hebat ini dengan cahaya yang lebih terang dan langkah yang lebih erat,” pungkasnya. (Adv)