jatimnow.com - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memasuki babak baru kepemimpinan dengan dilantiknya Prof. Triyogi Yuwono, sebagai Rektor periode 2025-2030. Pelantikan dilakukan oleh Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS), Prof. Mohammad Nuh, di Auditorium Unusa Tower, Kampus B, pada Sabtu (25/10/2025).
Acara ini juga menjadi momen pelepasan dan penghargaan bagi Prof. Achmad Jazidie, yang telah memimpin Unusa selama dua periode. Prof. Mohammad Nuh menekankan pentingnya kesinambungan dalam kepemimpinan.
“Tantangan akan semakin kompleks, tetapi apa yang sudah dibangun harus dipertahankan dan dikembangkan. Estafet ini bukan hanya pergantian, tetapi tentang kesinambungan,” ujar Prof. Nuh.
Baca juga: PWNU Jatim Gelar Kick Off Hari Santri 2025, Kawal Indonesia Menuju Peradaban
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Prof. Achmad Jazidie atas dedikasinya selama 10 tahun, yang telah membawa Unusa melampaui usianya dalam prestasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Prof Triyogi Yuwono menegaskan komitmennya untuk menjadikan Unusa sebagai agen perubahan sosial yang berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) PBB.
“Unusa harus hadir sebagai institusi yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Kami akan mengoptimalkan potensi Unusa agar relevan dengan tantangan global,” tegasnya.
Unusa memiliki keunggulan dalam SDGs bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Dalam SDGs-3 (kesehatan), Unusa berada di peringkat 601-800 dunia versi THE Impact Rankings.
“Capaian ini memotivasi kami untuk memperkuat riset, kerjasama, dan program internal di bidang kesehatan,” jelasnya.
Inovasi seperti Mobile Unusa Water akan terus dikembangkan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat. Triyogi juga menargetkan Unusa untuk dikenal di pentas dunia. Salah satu langkahnya adalah dengan membranding Unusa sebagai kampus “The Islamic Digital Health & Education University”.
Baca juga: Kabar Gembira! DPP Tetap, Unusa Buka 8 Jenis Beasiswa di 2026/2027
“Untuk bisa ke pentas dunia, harus ada upaya yang disiapkan agar bisa memenuhi kriteria penilaian. Salah satunya adalah penilaian THE Impact Rankings,” kata Triyogi.
Ia menambahkan, program beasiswa mahasiswa asing muslim, pertukaran dosen, dan visiting professor series akan menjadi kunci untuk memperluas jejaring dan meningkatkan eksposur internasional.
Dalam menjalankan kepemimpinannya, Prof. Triyogi mengusung strategi dengan akronim GRIT, yang mencerminkan visi dan misinya untuk Unusa. GRIT sendiri merupakan singkatan dari Growth, Reinforce, Impact, dan Transformation.
Aspek Growth menekankan pemanfaatan basis Nahdlatul Ulama (NU) sebagai fondasi utama untuk mengembangkan Unusa. Selanjutnya, Reinforce berfokus pada penguatan di berbagai bidang, mulai dari mutu akademik, kualitas mahasiswa dan alumni, hingga perluasan kerjasama baik di tingkat nasional maupun internasional.
Baca juga: SN-PKM Unusa 2025 Soroti Dampak Nyata Perguruan Tinggi bagi Masyarakat
Sementara itu, Impact dan Transformation menjadi pilar yang mendorong Unusa untuk membangun keunggulan daya saing melalui pengembangan pusat unggulan serta inovasi produk yang memberikan dampak signifikan bagi masyarakat
“Saya berharap pada tahun 2030, Unusa bisa mencapai delapan ribu mahasiswa dan 10% anggaran berasal dari produk inovasi dan kerjasama,” katanya.
Triyogi juga menargetkan Unusa masuk lima besar PTS di Jatim dan peringkat 600 besar dalam THE Impact Ranking.
Dengan semangat baru ini, Unusa siap memperkokoh perannya sebagai kampus unggul, berdaya saing global, dan berdampak bagi pembangunan berkelanjutan.