jatimnow.com - Mimpi masyarakat dan Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni memiliki semacam Museum Reog Ponorogo terwujud. Pembangunan museum tersebut sudah selesai, hanya saja belum sempurna.
Bangunan yang didirikan di atas tanah belasan hektar di Jalan Trunojoyo, Kelurahan Tambakbayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo nampak megah. Cat berwarna coklat nampak baru.
Menurut rencana, di bangunan tersebut akan ada Museum Reog. Mulai dari sejarah reog berbagi versi sampai informasi lengkap tentang kesenian reog dari waktu ke waktu.
Baca juga: Laskar Kamil, Bantahan Ketua KPU Sidoarjo, Dana BOS SMK 2 PGRI Ponorogo
Tidak kalah penting, juga akan ada pertunjukan reog setiap waktunya. Pun mirip dengan universal studio yang ada di Singapura.
Sehingga, wisatawan yang datang ke Ponorogo sewaktu-waktu bisa melihat seni Reog. Tanpa harus menunggu Festival Nasional Reog Ponorogo yang biasa diselenggarakan saat bukan Suro. Ataupun Festival Reog Mini setiap HUT Kabupaten Ponorogo.
Baca juga: Mantab, Pelestari Reog Bisa Kuliah Gratis di Universitas Brawijaya
"Jadi bisa menarik wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara. Mereka ke Ponorogo karena ingin melihat Reog. Tapi saat ini jika tidak bulan Suro kan tidak bisa," kata Ipong kepada jatimnow.com.
Sehingga, lanjut ia, 2019 nanti semua sudah siap, setiap hari wisatawan datang bisa menikmati seni reog. Nanti siapa yang mengisi, apa digilir tiap desa atau bagaimana belum tahu.
Fasilitas lain, lanjut ia, masyarakat atau wisatawan juga dibawa ke Ponorogo tempo dulu. Yang mana pernah berjaya tentang Batik Ponorogo.
Baca juga: Tanah Longsor Tutup Akses Jalan Madiun ke Telaga Ngebel Ponorogo
"Jangan lupa tahun 80-90 an batik Ponorogo pernah berjaya tentang batik. Tapi akhirnya kalah dengan Solo dan Yogyakarta. Itu yang akan saya angkat," bebernya.
Perajin batik di Ponorogo akan membuka lapak di Museum Reog tersebut. Mereka mempertontonkan bagaimana proses pembuatan batik.
"Mulai dari membuat pola batik dan mencanting akan diperlihatkan. Bahkan proses pewarnaan yang cukup rumit jika memungkinkan juga akan bisa dilihat oleh masyarakat luas," katanya.
Tidak hanya itu, Ipong juga memikirkan pelaku UKM di tingkat desa. Mulai 2016, Ipong mendorong adanya one produk one village, yakni satu produk satu desa.
Tujuannya bisa ditampilkan di Museum Reog. Memang ada 300 an kios, sesuai dengan jumlah desa dan kelurahan di Ponorogo.
Baca juga: Ponorogo Diguyur Hujan Deras, Pohon Beringin Tumbang
"Syaratnya satu desa dengan desa lain harus berbeda produknya. Sehingga wisatawan tahu semua produk dari Kabupaten Ponorogo. Itu sudah kami rancang. Di Indakop sudah mulai jalan program satu produk satu desa," katanya.
Berikutnya, kader Nasdem tersebut juga memikirkan alternatif wisata baru bagi anak muda di Ponorogo. Rencananya, akan ada pusat kuliner baru. Juga dipusatkan di Museum Reyog tersebut.
"Nanti disana akan ada kehidupan 24 jam. Mulai dari seni Reyog, Batik, kuliner. Tentu juga mewadahi anak muda, karena ada panggung yang tidak melulu dipakai seni Reyog," katanya.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Erwin Yohanes