Wamenlu Sambut Haru Pesepeda 1000 KM Ride for Palestine

Minggu, 16 Nov 2025 11:47 WIB
Reporter :
Ali Masduki
Rombongan 1000 KM Ride for Palestine 2025 tiba di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Sabtu (15/11/2025). (Foto: Wirawan Dwi for JatimNow.com)

jatimnow.com - Setelah tujuh hari mengayuh sepeda sejauh seribu kilometer dari Surabaya, rombongan 1000 KM Ride for Palestine 2025 tiba di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Sabtu (15/11/2025). Wakil Menteri Luar Negeri RI, Anis Matta, menyambut langsung kedatangan mereka dengan rasa haru atas perjuangan para pesepeda yang membawa pesan kemanusiaan untuk Palestina.

Enam belas pesepeda utama yang mewakili berbagai komunitas, didukung oleh ratusan pesepeda lain di setiap etape, telah menempuh rute panjang melalui Surabaya, Madiun, Yogyakarta, Semarang, Brebes, Bandung, dan Bekasi. Ride for Palestine tahun ini menjadi aksi kemanusiaan berbasis komunitas terbesar sejak pertama kali diadakan, menunjukkan dukungan yang kuat dari berbagai elemen masyarakat.

Wamenlu Anis Matta mengungkapkan apresiasinya saat menyambut rombongan di halaman Kemenlu. Ia mengaku terharu sekali bisa ikut menyambut kedatangan saudara-saudara semuanya yang telah menunjukkan semangat mendukung kemerdekaan Palestina.

Baca juga: Ride for Palestine 2025 Dilepas Khofifah, Bawa Misi Kemanusiaan Surabaya-Jakarta

"Walaupun tidak pergi ke Gaza, tetapi mengayuh sepeda dari Surabaya ke Jakarta. Kira-kira kita bisa mendapatkan rasanya perjuangan saudara-saudara kita di Gaza. Perjalanan peserta ini saya rasa tidak mudah,” ujarnya.

Anis Matta menilai perjalanan 1000 kilometer ini sebagai bentuk empati yang luar biasa dan simbol bahwa rakyat Indonesia tidak pernah berhenti mendukung Palestina.

Dukungan dari berbagai komunitas sepeda di berbagai daerah menjadi kunci keberhasilan acara ini. Puluhan komunitas dari kota-kota yang dilalui turut serta menyambut, mengawal, dan mengiringi para peserta.

Bike to Work (B2W) Indonesia, dengan jaringan anggotanya yang luas, juga memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai segmen perjalanan.

Humas 1000 KM Ride for Palestine, Wirawan Dwi, menegaskan bahwa acara ini menjadi momentum persatuan bagi para pesepeda Indonesia.

“Ride for Palestine kedua ini didukung banyak komunitas. Penggagasnya dari GXid Gerbangkertosusila, tetapi semuanya terlibat. Komunitas di Surabaya, di tujuh etape pemberhentian, komunitas di sepanjang kota-kota yang kami lewati, sampai yang menyambut di Jakarta, semua bergerak bersama,” jelasnya.

Baca juga: Palestina: Italia di Persimpangan, Antara Suara Rakyat dan Kalkulasi Politik

Wirawan menambahkan bahwa antusiasme komunitas adalah dukungan terbesar yang mereka terima. “Banyak komunitas gowes membersamai kami hingga perbatasan kota. Bahkan ada yang mengikuti sampai ke Kantor Kementerian Luar Negeri. Mereka datang membawa semangat yang sama: menyuarakan kemerdekaan Palestina,” katanya.

\

Menurutnya, perjalanan ini lebih dari sekadar ketahanan fisik. “Ini aksi bersama kami, para pesepeda. Ini pesan kami, pesepeda Indonesia, untuk dunia: bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Di Palestina, kejahatan perang sedang berlangsung. Genosida terjadi. Wanita dan anak-anak menjadi korban. Setiap kayuhan kami adalah doa dan solidaritas,” tegasnya.

Koordinator Ride for Palestine, Suryo Guritno, menyatakan bahwa kegiatan tahun ini adalah yang terbesar dalam sejarah pelaksanaannya. Dimulai sebagai gowes keliling Surabaya pada tahun 2023, Ride for Palestine berkembang menjadi ekspedisi jarak jauh pada tahun 2024, dan kini menjadi aksi kolaboratif yang melibatkan lebih banyak komunitas di berbagai daerah.

Opa Sugai, pesepeda berusia 65 tahun, menjadi peserta tertua yang mencuri perhatian. Setelah menyelesaikan perjalanan di Jakarta, Opa Sugai berencana melanjutkan perjalanan spiritual ke Mekkah untuk mendoakan Palestina di depan Kabah.

Selain perjalanan fisik, Ride for Palestine juga membuka partisipasi publik melalui Virtual Ride dan penggalangan donasi yang akan disalurkan melalui LAZNAS Lembaga Manajemen Infaq (LMI).

“Setiap kayuhan adalah doa,” pungkas Guritno, mengakhiri sambutan di halaman Kemenlu, tempat para pesepeda disambut dengan pelukan, air mata, dan kebanggaan setelah menempuh perjalanan panjang membawa misi kemanusiaan dari Surabaya ke pusat diplomasi Indonesia.

 

 

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler