jatimnow.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan menggelar kembali Festival Gandrung Sewu pada 20 Oktober 2018 mendatang. Festival yang akan menampilkan 1.173 penari gandrung ini merupakan penyelenggaraan yang ke delapan kalinya sejak awal digelar pada tahun 2011.
Selama tujuh kali digelar, festival ini mampu menggerakkan ekonomi lokal serta menjadi media untuk mempelajari sejarah kepahlawanan melawan penjajahan.
“Alhamdulillah, selama ini Festival Gandrung Sewu telah disambut antusias oleh wisatawan. Dan ini berdampak positif kepada ekonomi lokal, ada ribuan warga yang menerima berkah ekonominya, mulai warung, jasa transportasi, restoran, homestay, hotel, sampai UMKM produsen oleh-oleh,” ujar Kepala Dinas Pariwisata MY Bramuda, Kamis (18/10/2018).
Baca juga: Ponorogo Creative Festival 2024 Kembali Digelar, Perkuat Jaringan Kota Kreatif
Dia menjelaskan, kedatangan ribuan wisatawan dalam dan luar negeri secara langsung ikut menambah pendapatan warga Banyuwangi. “Semoga ini bisa terus meningkat dan ikut menciptakan peluang ekonomi bagi warga,” ujarnya.
Tari Gandrung sendiri adalah tari khas daerah yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Bukan Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di masa kolonialisme, Tari Gandrung adalah bagian tak terpisahkan dari taktik untuk melawan penjajahan.
Bramuda menjelaskan, tahun ini pergelaran Gandrung Sewu mengangkat tema “Layar Kumendung”. Penonton tidak hanya akan menyaksikan kemegahan tarian, tapi juga fragmen drama kepahlawanan yang menyertainya. Pertunjukan ini melibatkan sebanyak 1.173 penari, 64 penampil fragmen, dan 65 pemusik.
“Di pertunjukan ini koreografi tarian akan diselingi dengan fragmen drama Layar Kumendung dengan perbandingan 70 persen tarian dan 30 persen fragmen. Dijamin pertunjukan Gandrung Sewu akan semakin menarik,” ujar Bramuda.
Baca juga: Teknologi Ciptaan Mahasiswa PCU Ini Jaga Postur Tubuh Agar Tetap Sehat
Tema Layar Kumendung merupakan salah satu judul tembang yang menjadi pengiring pada tari Gandrung. Tema ini masih berkaitan dengan tema di tahun-tahun sebelumnya yang juga mengangkat gending-gending pengiring Gandrung seperti Podo Nonton, Seblang Lukinto, dan Kembang Pepe.
Tema Layar Kumendung yang diangkat pada tahun ini akan menampilkan kisah heroisme Bupati pertama Banyuwangi Raden Mas Alit dalam menentang pendudukan VOC Belanda.
Meski kemudian Raden Mas Alit harus gugur dalam sebuah ekspedisi pelayaran (Layar) hingga menyebabkan kesedihan (Kumendung) bagi rakyat Banyuwangi.
“Kisah kepahlawanan itu dikemas dalam fragmen menarik, sehingga pertunjukan ini tidak sekadar peristiwa seni dan budaya, tapi juga menjadi media untuk kembali mengingat sejarah pahlawan yang telah berjasa bagi daerah ini. Sehingga kita bisa terus mencintai daerah ini serta tergerak untuk memajukannya,” ujar Bramuda.
Baca juga: 10 Semifinalis Festival Musik Milenial Kolega Siap Unjuk Gigi di Depan Ganjar - Mahfud
Ia menambahkan, seperti tahun-tahun sebelumnya, acara ini akan dimulai dengan melakukan santunan kepada anak yatim dan warga kurang mampu.
“Ini untuk menyampaikan pesan solidaritas agar kita semua saling membantu,” pungkasnya.