jatimnow.com - Dampak kemarau panjang yang terjadi di wilayah Kabupaten Blitar kini juga dirasakan oleh petani di Desa Slumbung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Para petani sayur ini pun terpaksa mencabuti dan membakar tanaman mereka yang mulai rusak karena kurang air.
Selain karena lahan pertanian kekurangan air, serangan hama juga membuat permasalahan petani menjadi semakin rumit. Mereka pun terancam gagal panen.
Baca juga: 7 Macam Makanan yang Cocok Dikonsumsi saat Musim Kemarau
"Tanamannya kering tidak ada air. Terus terserang uler (ulat) jadi mati," kata salah satu petani sayur, Ngateni, Rabu (31/10/2018).
Tanaman sayuran yang sudah dicabuti petani kemudian dibakar. Tak ingin terus merugi, para petani harus memutar otak untuk melanjutkan ekonomi, salah satunya dengan mencari penghasilan lain.
Baca juga: Terdampak Kekeriringan, Pemkab Lamongan Distribusikan 1 Juta Liter Air Bersih
Sementara itu menurut prediksi BMKG, kemarau panjang akan berlangsung hingga awal November. Di sebagian Blitar, mendung sudah mulai terlihat namun belum ada tanda akan terjadi turun hujan.
"Prakiraan awal musim hujan untuk wilayah Blitar pada bulan November pada dasarian 1," kata Kepala Stasiun Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates Musripan dikonfirmasi melalui WhatsApp pribadinya.
Dari 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar, datangnya musim hujan diprediksi tidak bersamaan.
Baca juga: Air Waduk Bendo Ponorogo Makin Menyusut, Wisata Kapal Sewaan Berhenti Beroperasi
Untuk wilayah Gandusari, hujan diperkirakan akan turun lebih awal ketimbang daerah lainnya. Sementara Wonotirto, dan sebagian Blitar Selatan, hujan diprediksi mendekati akhir bulan.