jatimnow.com - Fahmi Prasetyo, remaja 13 tahun yang juga bonek (sebutan untuk suporter) cilik tim sepak bola Persebaya, Surabaya akhirnya kembali berkumpul dengan keluarga usai tidak pulang selama lima hari.
Agus, ayah Fahmi mengatakan, usai melakukan pencarian dengan cara menyebar informasi soal tidak pulangnya Fahmi melalui media sosial, pihak keluarga akhirnya baru mendapat kabar tentang Fahmi pada Kamis (8/11/2018) pagi.
"Pagi tadi saya dapat informasi kalau anak saya posisi sedang di Krian, Sidoarjo. Saya pagi berangkat dari rumah ke basecamp bonek Krian, tapi sampai sana saya belum ketemu anak saya, saya nunggu lagi di sana," ungkapnya kepada jatimnow.com.
Baca juga: Lawan Persija Jakarta di GBT, Pelatih Persebaya Surabaya Minta Bantuan Bonek
Sekitar pukul 12.00 WIB, lanjut Agus, pihaknya baru mendapat informasi yang lebih jelas tentang Fahmi. Fahmi saat itu dikabarkan berada di daerah Ngoro, Kabupaten Jombang, di rumah nenek temannya.
Baca juga: Pamit Nonton Persebaya, Bonek Cilik ini Hilang Sudah 3 Hari
"Sekitar jam 1 siang, saya langsung menuju ke Ngoro, Jombang. Saya hanya ingin ketemu sama anak saya. Saat sampai di sana, ternyata anak saya ada di rumah nenek temannya. Alhamdulillah saya bisa ketemu anak saya," terangnya.
Baca juga: Kisah Wahyu Hidayat, Bonek Sidoarjo Beri Nama 4 Anaknya Green Force
Agus menambahkan baru sekitar pukul 19.00 WIB, Kamis (8/11/2018), Agus mengajak Fahmi pulang dan sampai di rumahnya yang berada di Dusun Badung, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.
"Terima kasih semua pihak yang sudah bantu saya cari anak saya. Kami bersyukur bisa berkumpul kembali," tukasnya.
Sebelumnya, Fahmi dikabarkan hilang karena tidak pulang sudah empat hari lamanya. Fahmi meninggalkan rumah pada Minggu, (4/11/2018) lalu berpamitan hendak menyaksikan pertandingan sepak bola tim kesayangannya di Gelora Bung Tomo Surabaya.
Baca juga: Curhatan Rashid usai Bawa Persebaya Menang Lawan Barito
Setelah itu, Fahmi tidak ada kabar hingga empat hari. Keluarganya yang panik karena anaknya yang masih duduk di bangku kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Dlanggu itu tidak pulang selama empat hari.