Makan Bergizi Gratis Dirasa Hambar, Ini Kata Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional
Pemerintahan 6 jam yang lalujatimnow.com - Keberadaan Makan Bergizi Gratis (MBG) masih menjadi pro kontra. Anak-anak cenderung tidak menyukai olahan makanan dari pemerintah tersebut karena dirasa hambar.
Menanggapi hal tersebut, Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional Ahmad Kudori menjelaskan, program makan gizi gratis bukan hanya untuk pemenuhan gizi anak, ibu hamil, dan ibu menyusui tetapi juga sebagai edukasi makan makanan sehat.
"Kalau hambar, anak-anak kita mungkin karena sudah terbiasa dengan makan instan. Rasanya kan enak kan di lidah instan? Kenapa kok rasanya enak di lidah instan itu? Kita melatih anak-anak kita untuk belajar tidak mengkonsumsi terlalu banyak bahan kimia," jelasnya saat di Kediri.
Kudori menambahkan, dalam setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terdapat ahli gizi yang akan menentukan porsi maupun kandungan gizi dalam setiap makanan yang disajikan. Salah satunya pemberian susu yang tidak diberikan setiap hari.
Sementara nilai porsi MBG terdiri dari dua tipe yakni untuk anak kelas 3 SD ke bawah, PAUD, balita dengan nilai bahan makan Rp8.000 per porsinya, sedangkan bagi anak kelas 4 SD ke atas, SMP, SMA adalah Rp10.000 per porsinya.
"Makan bergizi gratis itu kan 1 kali makan, sehari kan 1 kali. Makan pagi ada yang untuk anak-anak TK, PAUD, kan pagi dia sekolahnya. Untuk siang, makan siang anak SMP, SMA gitu," terangnya.
Di Kabupaten Kediri sendiri sudah ada lebih dari 10 SPPG yang sudah beroperasi dan direncanakan akan bertambah lagi sesuai jumlah kebutuhan penerima manfaat. Untuk diketahui setiap satu SPPG, memiliki kapasitas sebanyak 3.000 hingga 3.500 penerima manfaat.