jatimnow.com – Aura mistis tampak terasa bila anda melintasi Jembatan Kaliketek ini, terlebih ketika malam kian larut.
Suasana sepi, sedikit gelap, suara gemericik air sungai berpadu dengan hembusan saat melintasi jembatan yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo, Kota Bojonegoro, semakin memacu bulu kuduk pengendara yang melintas.
Dinamakan Jembatan Kaliketek lantaran wilayah yang berada di seberang sungai yang konon dahulu banyak terdapat ‘ketek’ atau kera.
Baca juga: Anggota DPRD Jatim Dr Freddy Hibahkan 500 Buku Koleksi Pribadi ke Perpus Unigoro
Jembatan ini sendiri terdiri dari dua jembatan, yakni jembatan lama di sisi timur yang awalnya digunakan sebagai jalan transportasi hingga terdapat rel kereta api di tengah jalan. Sementara jembatan baru terletak di sisi barat jembatan lama yang dibangun dengan 2 lajur dengan lebar 4 meter.
Jembatan Kaliketek ini merupakan jembatan peninggalan masa pemerintahan kolonial Belanda yang dibangun tahun 1914 saat berkuasa kala itu. Oleh Belanda, jembatan ini dibangun untuk memobilisasi rempah – rempah dari Bojonegoro menuju Tuban menggunakan kereta api untuk selanjutnya di angkut ke Belanda.
Konon saat pembangunan Jembatan Kaliketek lama di sisi timur itu, Belanda harus menumbalkan nyawa orang guna sebagai syarat.
Belum lagi Jembatan Kaliketek ini juga menjadi saksi bisu sejumlah pembantaian saat peperangan antara pasukan Belanda dengan masyarakat Bojonegoro yang dikomandoi Lettu Suyitno, serta tragedi pembantaian orang – orang yang diduga ikut PKI di tahun 1965.
“Tragedi pembantaian organisasi PKI di tahun 1965 dan beberapa temuan jenazah yang hanyut terjadi di Sungai Bengawan Solo di sekitar jembatan itu,” ujar Ahmad Satria Utama, pengamat sejarah kepada jatimnow.com, Sabtu (12/1/2019).
Baca juga: Bojonegoro Catat Pertumbuhan Ekonomi Terendah di Jawa Timur pada Triwulan II 2024
Rekam jejak itulah yang menyebabkan jembatan dan area di sekitarnya tampak menyeramkan. Terlebih beberapa kecelakaan dan penemuan jasad manusia beberapa kali terjadi di jembatan dan area sekitarnya.
Salah satu kecelakaan yang masih teringat bagi masyarakat sekitar terjadi pada Kamis 3 Mei 2018, dimana sebuah truk pengangkut alat berat milik pengelola sumur minyak Blok Sukowati menabrak warung gethuk legendaris Mak Yah yang berada beberapa meter di utara jembatan sisi barat jalan.
Penemuan jasad pelajar yang jadi korban tenggelamnya kapal di Sungai Bengawan Solo di Mei 2011 silam juga menjadikan area sekitar Jembatan Kaliketek kian mencekam.
Belum lagi jika anda melihat terdapat sebuah pemakaman umum di utara jembatan, tepat di sisi timur samping jalan sebelum jembatan, semakin menambah horor jembatan yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro ini.
Baca juga: Tim Putri Bank Jatim Juara Reguler Kedua Livoli Divisi Utama 2024 di Bojonegoro
Namun sejak beberapa tahun ini, jembatan ini memang sudah dilengkapi dengan pencahayaan lampu yang warna – warni pada malam hari. Tentu pencahayaan malam ini untuk menghilangkan kesan mistis Jembatan Kaliketek.