20 Tahun 'Tertidur', Balkon Grahadi Difungsikan Kembali oleh Khofifah

Rabu, 20 Feb 2019 00:23 WIB
Reporter :
Farizal Tito
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa (berdiri) saat berdiskusi bersama pimpinan media dan jurnalis di Balkon Grahadi

jatimnow.com - Setelah 20 tahunan, balkon yang ada di lantai 2 Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo No. 7, Surabaya akhirnya difungsikan kembali.

Balkon yang menghadap ke Sungai Kalimas Surabaya itu pernah difungsikan saat Basofi Sudirman menjadi Gubernur Jawa Timur periode 1993-1998 silam.

Selasa (19/2/2019) malam, balkon itu dipakai Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk menjamu sejumlah pimpinan media di Surabaya maupun Jawa Timur.

Baca juga: Buruh Demo Kenaikan UMP di Grahadi, Hindari Kemacetan di Ruas Jalan Ini

"Jujur saja Bu, saya belum pernah naik ke sini (balkon). Baru kali ini," ungkap Aris Agung Paiwai, Kepala Biro Humas Pemprov Jatim dalam sambutannya.

Dikemas dengan nuansa santai, Khofifah berdiskusi bersama pimpinan media dan para wartawan yang saat itu datang. Tidak hanya itu, sejumlah pejabat penting serta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemprov Jatim juga ikut nimbrung.

Balkon berbentuk persegi panjang itu di kelilingi pagar beton setinggi dada orang dewasa dengan pot bunga berjajar rapi. Dari balkon ini, Sungai Kalimas terlihat indah. Selain itu, gedung-gedung pencakar langit yang berdiri di pusat Kota Surabaya juga tampak jelas.

Sedangkan untuk naik ke balkon, terdapat anak tangga melingkar selebar sekitar tiga meter. Tangga itu bisa diakses dari gedung utama Grahadi pada bagian tengah. Dan untuk menaiki tangga, harus membuka pintu kupu-kupu peninggalan Belanda yang masih tampak terawat.

Baca juga: Khofifah Undang Warga Ikut Upacara Peringatan Hari Jadi Pemprov Jatim ke-78, Berikut Cara Daftarnya!

"Untuk menggunakan (balkon) ini, kemarin kami adakan selametan (syukuran)," lanjut Aris.

\

Balkon itu menjadi satu bagian dengan Gedung Negara Grahadi atau sebelumnya bernama Gouverneur Wooning yang didirikan pada tahun 1796 oleh Dirk Van Hogendorp, gezaghebber (penguasa) VOC di Surabaya waktu itu dan kemudian dijual kepada Pemerintah Hindia Belanda.

Sebelum tahun 1802, Gedung Grahadi Surabaya masih menghadap ke arah Sungai Kalimas atau arah ke utara. Karena arah hadapnya ketika itu maka para penghuninya bisa melihat perahu yang hilir mudik di Kalimas sambil minum teh ketika matahari mulai turun di sore hari. Dulu, halaman bagian belakangnya merupakan tuinhuis atau rumah musim panas di Eropa.

"Kenapa kami ajak di balkon di sini? Open space ini bisa memberikan ruang bagi kita untuk bisa banyak berekspresi, kita bersama-sama membangun, saling keterbukaan informasi. Ini menjadi langkah awal kami saya dan Mas Emil berinteraksi dengan bapak ibu, teman-teman semua baik dari cetak, online dan elektronika," papar Khofifah.

Baca juga: Sidang Putusan UU Cipta Kerja, Ratusan Buruh Unjuk Rasa di Depan Grahadi Surabaya

"Saya, awal di Baperprov seluruh OPD kumpul, saya sampaikan bahwa kita bekerja baik dan benar saja itu tidak cukup. Sehingga bagaimana masyarakat bisa tahu jika kita sudah bekerja baik dan benar? maka strong partnership di antara pemprov dan seluruh teman-teman jurnalis menjadi sangat penting," tegasnya.

Dalam diskusi itu juga, Khofifah menyampaikan bahwa Pemprov Jatim sangat banyak keterbatasan bagaimana melihat dan mendengar realitas masyarakat secara real time.

"Jadi teman-teman jurnalis kalau ingin melihat apakah OPD-OPD kami sudah CETTAR apa belum, kita bisa melakukan audit CETTAR di setiap OPD yang ada di Pemrov Jatim," tutupnya.

CETTAR merupakan program layanan yang digagas oleh Khofifah dan Emil dalam menggeber 99 hari pertama kerja. CETTAR merupakan layanan Cepat, Efektif, Tanggap, Transparan dan Responsif.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler