jatimnow.com - Debit air Kali Brantas di wilayah Srengat, Kabupaten Blitar tercatat terus meningkat. Mengantisipasi kecelakaan di sungai tersebut, Pemkab Blitar meminta pemilik jasa penyeberangan sungai menggunakan perahu apung atau tambangan menghentikan aktivitasnya untuk sementara.
Permintaan itu disampaikan Pemkab Blitar setelah mengecek lokasi penyeberangan tambangan di Kecamatan Srengat tersebut pada Jumat (08/03/2019).
"Kalau debit air sedang tinggi, kami minta pemilik penyeberangan untuk berhenti sementara. Tadi kami cek dan dari hasil dokumentasi kami, aliran deras dan dermaganya juga tenggelam," kata Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Blitar, Toha Mashuri.
Baca juga: Plengsengan Penahan Jalan di Tulungagung Ambrol, Baru Setahun Dibangun
Penutupan sementara itu, kata Toha dikeluarkan untuk menghindari peristiwa mobil masuk sungai di sisi Tulungagung beberapa waktu lalu, kembali terjadi.
Baca juga: Kakak Adik asal Kuningan Tertangkap Curi Pikap di Tulungagung, Beraksi 18 Kali
"Kalau air naik pasti airnya keruh dan ini akan menyulitkan warga maupun penyeberang. Bingung nanti mana yang mau dipijak. Kalau salah langkah bagaimana," tambah Toha.
Berdasarkan data yang dimiliki Dishub, perahu penyeberangan sungai di Kabupaten Blitar ada 16 titik. Jumlah itu hampir terpusat di Kecamatan Srengat dan Kecamatan Wonodadi. Ini karena penyeberangan sungai dipakai masyarakat untuk menyeberang dari dan menuju Tulungagung.
Baca juga: Berebut Tumpeng Hari Jadi Tulungagung, Cewek Ini Malah Kehilangan Handphone
Menurut Toha, potensi kecelakaan penyeberangan sangat tinggi terutama bila debit sungai mulai deras dan meninggi. Hal ini karena tingkat pengamanan penyeberangan yang disediakan cenderung minim.
"Masyarakat pun kami minta untuk tidak memaksakan penyeberang. Pemilik Kapal kasihan ada warga ingin menyeberang, sementara masyarakat juga ngotot. Makanya kami minta untuk tidak memaksa," tandasnya.