jatimnow.com - Hampir 10 tahun atau dua periode, Tri Rismaharini memimpin Kota Surabaya. Kota dibuatnya bersih, cantik dengan aneka ragam tamannya.
Wali kota dari PDI Perjuangan bisa sukses 'mensterilkan' pedestrian dari pedagang kaki lima. Trotoar mampu dikembalikan ke fungsi semula, untuk pejalan kaki.
Segudang penghargaan lokal, nasional hingga berkelas internasional diterima Pemkot Surabaya.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Tri Rismaharini bahkan menjadi Presiden United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasific (Aspac) periode 2018-2020.
Pemilihan presiden baru itu sekaligus mengakhiri forum resmi kongres UCLG Aspac ke 7 yang digelar di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jumat (14/9/2018).
UCLG adalah asosiasi organisasi pemerintah daerah yang diakui oleh PBB yang berpusat di Barcelona. Asosiasi ini, bertujuan untuk membantu memfasilitasi pemerintah daerah untuk melakukan fungsinya dalam mengembangkan daerahnya misalnya, program pelatihan kepada pemerintah daerah.
Wali Kota Risma dan Sekkota Surabaya Hendro Gunawan/Foto: Fajar Mujianto-jatimnow.com
Kepemimpinan Wali Kota Risma dalam merubah Surabaya diakui oleh dunia, terbukti dengan banyaknya penghargaan yang diraih oleh Surabaya selama dipimpin Wali Kota Risma.
"Banyak yang sudah tahu kinerja Bu Risma ini sangat luar biasa, dari dulunya Surabaya yang kotor dan panas, kini berubah menjadi bersih dan dingin," puji Sekretaris Jenderal UCLG Aspac, Bernadia Irawati Tjandradewi.
Namun di tengah pesatnya kemajuan kota pertama terbesar di Indonesia, Wali Kota Risma disebut belum melaksanakan sebuah tugas.
Dan dia disebut telah menugaskan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi untuk merampungkannya.
"Kata Bu Risma, ada tugas satu saya yang belum selesai. Bu Risma waktu itu mengatakan sama saya," kata Eri Cahyandi dalam acara Jamaah Shalawat Nariyah, Senin (11/3/2019).
Malam itu, Eri duduk berdampingan dengan Ketua PCNU Surabaya H Muhibbin Zuhri. Video pengajian tersebut beredar.
"Tolong terusno," sambung Eri Cahyadi.
"Apa yang njenengan belum selesaikan. Kata Bu Risma 1, majukno NU, sugehno wong NU, ijono wong Suroboyo (majukan NU, sejahteran warga NU, hijaukan Surabaya)," tambah Eri disambut tepuk tangan jamaah.
Eri lantas di forum itu mengajak jamaah membangun usaha agar perekonomian maju di masing-masing kecamatan.
Muhibbin Zuhri tidak kaget dengan diungkapnya keinginan Wali Kota Tri Rismaharini membesarkan NU dan 'menghijaukan' Surabaya.
Bagi dia, Wali Kota Risma juga pernah mengungkapkan langsung pada saat Musyawarah Kerja (Musker) NU yang diselenggarakan setahun yang lalu.
"Sebenarnya kan gini, jadi itu sudah pernah disampaikan Bu Risma sendiri dulu pada waktu Musker NU yang kita selenggarakan di Hotel Tunjungan setahun yang lalu," kata Muhibbin Zuhri saat dihubungi jatimnow.com, Jumat (15/3/2019).
Ia berharap, apa yang diinginkan Bu Risma untuk 'menghijaukan' Surabaya dalam artian memajukan dan mensejahterakan warga NU.
Eri Cahyadi diapit Muhibbin dan Helmy M Noor saat pengjian Jamaah Shalawat Nariah, Senin (11/3)
"Ya mudah-mudahan lah. Karena Bu Risma punya komitmen membangun NU dan warga NU kan sama saja juga membangun warga Surabaya, karena mayoritas warga Surabaya kan orang NU," jelasnya.
Muhibbin menaruh harapan Eri Cahyadi yang juga kader NU itu bisa membawa amanatnya Wali Kota Risma.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Keinginan 'menghijaukan' Surabaya juga langsung mendapat respon dari Muhammadiyah. Membangun Surabaya lebih indah jika melibatkan NU dan Muhammadiyah.
Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya, M. Arif An menyebut, keinginan Wali Kota Risma tersebut wajar. Sebab, NU merupakan mayoritas di Kota Surabaya.
Namun Arif An melihat pembangunan Kota Surabaya harus dilandaskan dengan semangat kebersamaan dengan marangkul semua golongan.
"Karena Kota ini dibangun dengan semangat kebersamaan, dengan jiwa patriotik serta kepahlawanan, maka mewujudkan pembangunan yang berkeadilan harus dilaksanakan secara bersama. Semua lapisan masyarakat harus dilibatkan," imbuh Arif An.
Pembangunan Kota Surabaya akan semakit pesat, tambah Arif An, jika pemerintah dalam hal ini wali kota melibatkan dua ormas besar yakni NU dan Muhammadiyah dalam pelaksanaanya.
"Alangkah indahnya bilamana NU dan Muhammadiyah bersama membangun Kota Surabaya dengan mengirimkan kadernya dalam ruang kebangsaan. Saya yakin Kota ini akan semakin baik dan tumbuh semakin pesat," pungkas caleg DPRD Provinsi Jatim dari Partai Amanat Nasional ini.
PDI Perjuangan Surabaya tetap berkeyakinan jika dari sisi politik, Wali Kota Risma memiliki komitmen untuk membesarkan partainya.
"Maknanya apa? Hijau tamannya atau mananya?" kata Sekretaris PDIP Surabaya, Syaifudin Zuhri atau Ksji Ipuk kepada jatimnow.com, Kamis (14/3/2019) sore.
"Kalau ngomong NU, Bu Risma NU, saya juga NU. Kalau partainya pasti dimerahkan, kalau Surabaya kan dihijaukan. Hijau itu kan rindang bukan konotasi parpol," tambah Kaji Ipuk menegaskan.
PDIP, kata Kaji Ipuk, partainya tetap akan mengusung Whisnu Sakti Buana yang tak lain Ketua DPC PDIP Surabaya dan juga saat ini sebagai wakil Wali Kota Surabaya pada pilwali 2020.
"Mas Whisnu-lah. Surabaya merah karena PDIP menang," tegas Kaji Ipuk yang juga ketua komisi C DPRD Surabaya ini.
"Saya tetap melihat ketua DPC saya maju jadi wali kota karena sudah berpengalaman dan sudah wakil wali kota lah," tambah Kaji Ipuk.
Dari sisi politik, apalagi mendekati Pilwali Surabaya 2020, langkah Wali Kota Risma bisa diartikan sebagai upaya pendekatan ke NU. Wali Kota Risma menyadari pada Pilgub Jatim suara PDIP tergerus kelompok 'hijau' yang mengantar Khofifah Indar Parawansa menjadi gubernur.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
Pengamat politik asal Universitas Trunojoyo Madura, Surokim mengatakan, Wali Kota Risma masih mengukur respon warga NU bisa menerima orang-orang dekatnya.
"Jadi Bu Risma menganggap dan berhitung bahwa Nahdliyin itu kuat di Surabaya. Menurut pengamatan saya, Bu Risma sekarang berhitung betul terhadap kekuatan hijau di Surabaya pascapilgub," imbuhnya.
Jika Wali Kota Risma berhasil dengan 'tarian barunya', kekuatan wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini akan sangat dahsyat, termasuk bagi siapa saja yang akan didukung oleh dia.
"Akan dahsyat pengaruhnya bagi siapa saja yang didiukung Bu Risma karena tinggal memainkan kombinasi 'hijau', birokrasi dan sebagian 'merah';" pungkas Surokim.
Eri Cahyadi yang dikonfirmasi mengatakan agar tidak mencampuradukan ibadah dengan politik.
"Iki ngaji opo hubungane karo politik," kata Eri Cahyadi saat dihubungi jatimnow.com, Kamis (14/3/2019).
"Wis mas ojo dihubung hubungno politik. Gak seneng aku, wong ibadah kok dihubungno politik. Wong melu jamaahe wes suwe (saya ikut jamaah sudah lama)," kata Eri Cahyadi.
Namun meski berkelit, Ketua PCNU Surabaya, Muhibbin Zuhri merasa Eri Cahyadi mampu meneruskan Wali Kota Risma.
"Di dalam pemerintahannya Bu Risma ini kan sudah dari awal mulai dari jabatan-jabatan karier pemerintahan. Jadi setidaknya dia tahu lah dinamika perkembangan kota dipimpin Bu Risma ini ke arah mana, problemnya apa, paling tidak mengetahui itu," ujarnya.
"Saya tidak menafikan yang lain. Tapi kalau panjenengan tanya Mas Eri, InsyaAllah tahu, karena beliau menjabat di pemerintahannya Bu Risma," jelasnya.
Akankah kader NU akan diusung PDIP?