jatimnow.com - Rocky Gerung gagal menjadi pembicara diskusi di Pondok Pesantren Yanbu'ul Ulum, Desa Sumurgung, Kecamatan/Kabupaten Tuban.
Pengamat politik itu gagal karena adanya penolakan dari sejumlah ormas dengan berdalih bisa menimbulkan konflik.
"Jadi peristiwa kecil di Tuban itu punya efek ditataran internasional," kata Rocky Gerung kepada sejumlah jurnalis di Graha Astranawa Surabaya, Selasa (19/3/2019).
Baca juga: Rocky Gerung Siap Evaluasi Kinerja DPRD Jatim
"Kalau saya mau sedikit bisa memberi nasehat, justru elektabilitas petahana turun terus karena persoalan semacam ini. Dan berita anda hari ini itu langsung dicatat oleh misalnya freedom house di New York, indeks hak asasi manusia akan diturunkan lagi dan itukan buruk buat promosi Indonesia," jelasnya didampingi Ketua Dewan Pembina Pergerakan Khittah Nahdiyah 1926, KH. Choirul Anam.
Ia juga memberikan contoh yang selama terjadi di rezim Jokowi hampir berakhir, ketika penolakan diskusi terus terjadi di tahun politik.
"Ini dua minggu sebelum pemilu, indeks demokrasi Indonesia drop lagi. Dan itu akan mempengaruhi iklim investasi, orang akan menganggap kok gak ada jaminan terhadap kebebasan di Indonesia," katanya.
Baca juga: Aksi Baca Yasin untuk Rocky Gerung di Depan Grahadi Surabaya
"Jadi itu yang saya sebut efek dungu, saya sebut efek dungu dari kebijakan yang grasa-grusu (terburu-buru)," tegas Rocky.
Rocky Gerung tak menyesali langkah panitia yang membatalkan konflik akibat adanya penolakan dari ormas dan organisasi sosial.