jatimnow.com - Para petani di empat desa di Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo mengeluhkan buntunya saluran air irigasi menuju areal persawahannya. Sebab, saluran irigasi itu tertutup limbah pasir hingga 80 sentimeter.
Empat desa di Kecamatan Jenangan itu adalah Desa Sraten, Jenangan, Panjeng dan Sedah. Sedangkan mampetnya saluran irigasi tersebut diduga akibat limbah pasir dari sebuah pengolahan pasir di wilayah Jenangan dan Ngebel.
Kepala Desa Sraten, Edi Purnomo menyebut, air irigasi itu biasanya lancar mengairi areal persawahan di Desa Sraten seluas 80 hektar, Jenangan 30 hektar, Panjeng 30 hektar dan Sedah 20 hektar.
Baca juga: Ini Cara Anggota DPRD Agus Wicaksono Dorong Produktivitas Petani Lumajang
"Pertanian warga mengandalkan pengairan dari saluran irigasi itu," terang Edi, Rabu (20/3/2019).
Namun, lanjut Edi, sejak berdiri pengolahan pasir tersebut, para petani di empat desa itu mengeluh karena air untuk tanaman mereka tersendat.
Baca juga: Hari Krida Pertanian 2024, Pemkab Jember Luncurkan J-Sultan
"Kalau pasirnya campur dengan air, warnanya jadi pekat membuat tanaman tidak sehat, cabe mati, anakan padi sulit tumbuh," terang Edi.
Edi juga mengaku sudah melakukan kerja bakti bersama warganya. Hanya saja kerja bakti tidak bisa membersihkan limbah pasir secara total.
"Hanya 400 meter saja yang bisa dibersihkan dari total 3 km panjang saluran irigasi," jelasnya.
Baca juga: Melihat Budi Daya Melon Berbasis IoT di Kediri: Petani Ringan, Rasa Buah Lebih Manis
Menurutnya, limbah pasir di saluran irigrasi itu tidak akan parah jika para pelaku usaha pengolahan pasir tidak menggunakan air irigasi warga.
"Seharusnya untuk mencuci pasir, mereka membuat sumur bor sendiri, tapi kebanyakan menggunakan sumber air dari irigasi warga," pungkasnya.