jatimnow.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan menggandeng Perguruan Tinggi se Jatim untuk melakukan langkah preventif mensosialisasikan pentingnya edukasi gizi bagi masyarakat.
Langkah tersebut dilakukan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa sebagai pendongkrak usia harapan hidup, agar terhindar dari stunting bagi warga Jatim.
Sebab, menurutnya Jatim masih tergolong paling rendah di Pulau Jawa terkait usia harapan hidup setelah Jawa Barat, dan Jawa Tengah tercatat paling tinggi.
Baca juga: Pj Gubernur Jatim Adhy Optimistis Regulasi Baru jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
"Apa yang menjadikan rata-rata usia harapan hidup belum seperti yang kita harapkan, antara lain karena beberapa daerah itu gizinya kurang baik. Apakah mereka miskin ternyata nggak juga," katanya, Jumat (5/4/2019).
Khofifah menjelaskan, ketika tim Badan Pusat Statistik (BPS) turun dan mendata kondisi di masyarakat, bahkan sampai tinggal sementara di rumah warga, didapatkan jika rata rata mereka kurang mendapatkan informasi tentang makanan bergizi.
Baca juga: Pj Gubernur Jatim Adhy Dinobatkan jadi Tokoh Keterbukaan Informasi Publik
"Jadi ini makanan yang sehat, ini makanan bergizi, itu rupannya harus disosialisasikan kembali. Siapa yang punya tugas itu? Ya semua kita tentunya," paparnya.
Tetapi, salah satu yang diharapkan melakukan revitalisasi tersebut adalah Posyandu dan PKK. Selain itu, juga bekerjasama dengan Perguruan Tinggi terdekat dengan daerah yang tercatat memiliki tingkat gizi rendah.
"Jadi misalnya kebetulan kurang gizi yang cukup berat itu di Bangkalan, maka salah satu yang kita ingin bangun adalah partnership dengan Unijoyo (Universitas Trunojoyo)," jelasnya.
Baca juga: Pj Gubernur Adhy Karyono Jamin Pilkada Serentak di Jatim Lancar
Khofifah minta, dan memastikan bahwa Kecamatan-Kecamatan tertentu segera dipetakan. Sehingga itu yang akan jadi prioritas di 2019.
"2020 akan lanjut di Kecamatan yang lain, itu bisa lebih fokus," tandasnya.