jatimnow.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Pemkot Surabaya terkait potensi bahaya yang ditimbulkan patahan atau sesar kendeng yang melintasi Kota Surabaya.
Hal ini disampaikannya saat Dialog dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Provinsi Jawa Timur di Kota Malang pada Senin malam (29/4/2019).
"Kami memberikan pemahaman dan penjelasan ke Pemprov Jatim dan Surabaya supaya diberikan langkah-langkah pencegahan," ujar Kepala BNPB, Doni Monardo dihaapan instansi BPBD, TNI dan Polri.
Baca juga: Potensi Longsor Susulan di Ngebel Ponorogo, 1 Rumah Diimbau Mengungsi
Menurutnya, pembangunan yang ada di sekitar daerah patahan Kendeng ini harus ditinjau ulang agar tak memakan korban.
"Setiap pembangunan kalau mengabaikan resiko bencana misalnya Patahan kendeng, begitu ada bangunan yang dibangun di atas patahan kendeng menimbulkan resiko yang besar," jelasnya.
Baca juga: Warga Jatim Waspadai Bencana Hidrometeorologi Sepekan Kedepan
Oleh karena itu, Doni meminta BPBD bersama jajaran Pemrov Jawa Timur dan Pemkot Surabaya memperhatikan hasil kajian para pakar geologi dengan memasang tanda di wilayah yang dilalui patahan Kendeng.
"Ke depan diberikan langkah-langkah perlu ada pemasangan tanda di wilayah yang dilalui sesar Kendeng itu," tambahnya.
Pemerintah daerah diminta bersinergi dengan BPBD dan pakar-pakar untuk meminimalkan resiko saat terjadi kebencanaan.
Baca juga: BPBD Lamongan Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di 2 Kecamatan
"Harus mengenali karakteristik bencana di daerah masing-masing. Makanya saya minta BPBD untuk terus memberikan masukan ke Pemda," pungkasnya.
Berdasarkan data BNPB dari kajian pakar geologi patahan Kendeng ini membentang dari Jawa Tengah mulai dari Rawapening, Semarang, Cepu, hingga membentang ke arah Gresik di Kecamatan Wringinanom dan Waru, Surabaya. Patahan Kendeng menjadi satu dari beberapa sesar atau patahan yang masih aktif dengan pergerakan 5 mm per tahun.