jatimnow.com - Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Festival Patrol di Bulan Ramadan 2019. Seni musik yang biasa dipakai untuk membangunkan orang pada waktu sahur itu, akan memeriahkan suasana ramadan di malam hari.
Selama dua hari yaitu Jumat-Sabtu (10-11/5/2019), 25 grup patrol dari perwakilan setiap kecamatan unjuk kebolehan. Masing-masing grup patrol mengaransemen syair-syair reliji dipadu dengan kostum panggung yang menarik.
Ratusan orang antusias melihat atraksi Musik Patrol yang dibuka Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko pada Jumat (10/5/2019) malam. Mereka tidak hanya tampil di panggung utama, tapi di sepanjang rute pawai patrol yang telah disediakan panitia.
Baca juga: Bayar Pajak Motor di Jatim Dapat Diskon hingga Tabungan Umroh
Festival musik patrol ini merupakan agenda rutin setip bulan ramadan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, festival kali ini para peserta akan berkeliling kampung melakukan atraksi. Namun tahun ini, panggung utama sebagai start pawai dipusatkan di Taman Blambangan, tidak lagi di Stadion Diponegoro seperti tahun lalu.
"Acara Ramadan sengaja kami pusatkan di Taman Blambangan, agar efektif. Jadi, semua terintegrasi, mulai dari pasar takjil ramadan, tempat ibadah hingga berbagai gelaran lainnya," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melalui layanan facetime saat pembukaan acara tersebut.
Baca juga: Ramadan 2019, Pengguna Jasa Pos di Tulungagung Meningkat
Tradisi musik patrol ini telah mengakar dalam sendi kehidupan masyarakat Banyuwangi. Oleh sebab itu, Pemkab Banyuwangi mencoba melestarikannya dengan gelaran Festival Patrol.
"Selain itu, kita juga mencoba untuk mengemas tradisi patrol ini menjadi atraksi budaya yang menarik kunjungan wisatawan," ungkap Bupati Anas.
Munurut Bupati Anas, untuk membangun industri pariwisata, salah satunya adalah atraksi. Semakin unik dan khas atraksi yang ditampilkan, semakin membuat orang ingin melihatnya.
Baca juga: 2000 Paket Sahur Dibagikan di Masjid Ampel dan Al Akbar
"Patrol ini merupakan atraksi khas yang tidak banyak daerah lain mengemasnya menjadi pertunjukan. Banyuwangi memulainya," paparnya.
Musik patrol memanfaatkan bambu sebagai media suara. Batang bambu dipotong sesuai dengan ruasnya dan diberi lubang kecil memanjang di salah satu sisinya. Semakin besar diameter bambu maupun besaran lubang akan mempengaruhi suara yang dikeluarkan.
"Bambunya diketuk dengan irama tertentu. Disesuaikan dengan lagu yang dimainkan. Biasanya, juga dicampur dengan Jedor sebagai pengatur ritme," tambah Burhan, salah satu peserta Festival Patrol.