jatimnow.com - Keberadaan bazar pakaian yang digelar retail Ramayana di Kota Blitar menuai protes dari pedagang hingga Pemkot Blitar. Meski bazar tersebut sebenarnya cukup memanjakan warga untuk berburu pakaian murah jelang Idul Fitri 2019.
Namun, dengan Bazar Ramayana itu, para pedagang dan pemilik retail lainnya yang menetap di Kota Blitar mengaku terdampak karena sepi pembeli.
Ditambah lagi, Plt. Wali Kota Blitar, Santoso mengaku izin yang dikeluarkan Dinas Penananaman Modal, Tenaga Kerja dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMTK dan PTSP), tanpa sepengetahuan dirinya.
Baca juga: Dindik Kota Blitar Terapkan Pembelajaran Online Gegara Arema FC Vs Dewa United
"Yang mengeluarkan itu Pak Suharyono (Kepala DPMTK dan PTSP). Dan itu di luar sepengetahuan saya, Pak Sek (Sekda Rudi Wijonarko) dan Pak Widodo (Kepala BPKAD)," kata Santoso, Selasa (14/5/2019).
Bazar Ramayana itu digelar di Graha Patria di Jalan Cokroaminoto sejak 5 Mei lalu. Bazar ini tidak pernah sepi pembeli, bahkan antrian di dalamnya terus mengular saking banyaknya pembeli.
Sementara itu, para pedagang pakaian juga pernah wadul ke DPRD Kota Blitar. Mereka mempertanyakan tentang izin bazar yang ternyata dikeluarkan sepihak tanpa melalui proses koordinasi OPD yang berwenang.
Baca juga: Ziarah ke Makam Bung Karno, Mas Dhito: Kita Teruskan Api Perjuangan Beliau
Polemik perizinan itu sendiri diketahui Santoso setelah permasalahan muncul. Menurutnya, dalam mengeluarkan izin perlu dilakukan koordinasi jauh hari. Terlebih gedung yang dipakai ialah aset Pemkot Blitar. Belakangan, Santoso memerintahkan Suharyono untuk kembali bernegosiasi dengan Ramayana.
"Kalau seperti ini, ibarat nasi sudah menjadi bubur, lalu saya disuruh mengolahnya kembali menjadi nasi. Saya sudah perintahkan Pak Suharyono untuk bernegosiasi dengan Ramayana. Kita tunggu hasilnya," imbuh Santoso.
Terpisah, Kepala DPMTK dan PTSP, Suharyono berjanji akan menyampaikan hasil negosiasi pada warga bila sudah rampung.
Baca juga: Kepergok saat Beraksi, Maling Mobil di Blitar Babak Belur Dihajar Warga
"Belum ada keterangan. Mohon bersabar. Besok saja kalau sudah clear," ungkap Suharyono.
Pantauan di lokasi, warga masyarakat tampak keluar masuk sembari membawa tas plastik berlabel Ramayana. Sepeda motor dan mobil juga berjejal di tepi Jalan Cokroaminoto. Meski sedang berpolemik, nyatanya para warga tidak menghiraukannya.