jatimnow.com - Meski sudah diberi kelonggaran hingga selesai melaksanakan ibadah Salat Tarawih, massa yang berdemo di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jalan MH Tamrin justru bertahan dan tidak mau membubarkan diri.
Selasa (21/5/2019) malam itu, massa akhirnya bersedia mundur, tapi massa justru kembali berkumpul di Jalan Wahid Hasyim (arah Tanah Abang) dan Jalan Wahid Hasyim (arah Gondangdia). Polisi kemudian kembali memberikan peringatan ketiga untuk massa yang terkonsentrasi di dua tempat tersebut.
"Ini peringatan ketiga, silakan membubarkan diri," kata seorang polisi melalui pengeras suara.
Baca juga: Para Perusuh di Jakarta Ditangkap, 257 Orang Ditetapkan Tersangka
Namun peringatan tersebut tidak diindahkan dan massa tetap bertahan di posisinya masing-masing, akhirnya suara tembakan terdengar untuk membubarkan massa.
Suara tembakan tersebut berasal dari senapan pelontar gas air mata. Akhirnya, setelah tembakan tersebut, massa dapat dipukul mundur beberapa ratus meter menjauh.
Setelah sempat membubarkan diri sejak 20.30 Wib, massa kembali terkonsentrasi di depan Gedung Bawaslu pada pukul 21.30 Wib dan melakukan orasi. Namun bukan hanya orasi, para demonstran juga sempat merusak pagar barikade.
Sekitar 22.15 WIB massa dimediasi oleh Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Arie Ardian, tapi massa terus bersikap provokatif bahkan menantang petugas.
"Tembak pak tembak. Semua pasti mati kok," ujar salah seorang demonstran yang ditenangkan oleh Wakapolres.
Akhirnya sekitar pukul 22.35 Wib, polisi menindak tegas dengan melakukan penghalauan massa ke arah Jalan Wahid Hasyim. Akhirnya aktivitas demonstrasi di Bawaslu dapat dibubarkan seluruhnya pada 22.45 Wib.
Beberapa orang terlihat diamankan oleh anggota kepolisian untuk dibawa ke Mapolda Metro Jaya. Informasi yang beredar, petugas mengamankan 20 orang pengunjuk rasa usai membubarkan paksa massa aksi di Bawaslu RI.
Setelah itu, polisi kembali melakukan penyisiran di ruas Jalan Wahid Hasyim arah Tanah Abang sebagai upaya untuk membubarkan massa yang bersikeras bertahan di area sekitar Gedung Bawaslu, pada Rabu (22/5/2019) sekitar pukul 01.00 Wib.
Langkah itu dipimpin langsung Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono yang berdiri di garis depan.
Sebab, setelah menimbulkan kerusuhan di depan Gedung Bawaslu, massa kembali berkerumun di ruas Jalan Wahid Hasyim, baik dari sisi Tanah Abang maupun sisi menuju Gondangdia.
Kendati sempat ada kesepakatan untuk membubarkan diri setelah salah satu rekannya dibebaskan, massa sempat bertahan dan perlahan merangsek lagi hingga mendekati Gedung Bawaslu.
Baca juga: Kerusuhan Kembali Pecah di Depan Kantor Bawaslu
Kepolisian menyerukan akan bertindak tegas lantaran massa bersikeras bertahan padahal sudah melewati batas waktu wajar untuk berkerumun melakukan aksi. Polisi beberapa kali menembakkan gas air mata, tapi dari arah massa ada perlawanan menggunakan petasan.
Hingga pukul 01.20 Wib, Rabu dinihari, petugas kepolisian terus berusaha membubarkan massa yang memilih bertahan.
Kerusuhan kembali terjadi saat massa demonstran mulai melemparkan bom molotov ke arah polisi yang berusaha memukul mundur di bawah underpass Pasar Grosir Tanah Abang sekitar pukul 01.50 Wib.
Massa bertahan di seberang persimpangan dan membalas beberapa tembakan gas air mata peringatan dari polisi dengan petasan dan beberapa bom molotov. Massa yang bertahan di sekitar Tanah Abang masih melakukan perlawanan pada pasukan antihuru-hara gabungan TNI-Polri.
Massa yang bertahan di seberang underpass Tanah Abang, Jalan Pasar Blok A dan jalan Pasar Blok E, bertahan menggunakan batu dan petasan yang diarahkan kepada petugas gabungan.
Massa tersebut sempat dipukul mundur sekitar pukul 03.50 Wib. Namun, massa yang kemudian menggunakan menyerang dengan petasan kembang api besar dan membuat barikade di atas underpass Tanah Abang, berhasil bertahan.
Baca juga: Presiden Jokowi Tidak Akan Tolerir Pengganggu Keamanan
Akhirnya, petugas keamanan gabungan TNI-Polri membuat inisiatif untuk mundur sekitar pukul 04.00 Wib.
"Bisa dengar saya, rekan-rekan mari kita mundur dengan rapi menuju Bawaslu untuk beristirahat. Tameng semuanya hadapkan ke depan dan jangan tinggalkan seorangpun di belakang, mereka adalah saudara kita," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Harry Kurniawan melalui mobil komando.
Akhirnya pasukan gabungan mundur seluruhnya meninggalkan lokasi massa yang bertahan. Pasukan kemudian dipersilahkan untuk istirahat di sekitar Gedung Bawaslu.
Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono belum bisa memastikan jumlah korban dalam kerusuhan pada Selasa (21/5) malam hingga Rabu pagi itu.
"Saya belum dapat informasi, nanti saya cek," kata Argo Yuwono.
Saat ini, lanjut Argo, kepolisian masih mendata total kerusakan di lokasi tersebut. Argo juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi informasi, gambar maupun video soal kerusuhan 22 Mei yang banyak beredar di media sosial.
"Harus disaring dahulu kebenarannya," kata Argo.