jatimnow.com - Dua bocah yang menjadi korban ledakan di Selopuro, Kabupaten Blitar disebut menjalani perawatan intensif di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi. Mochammad Rifai (12) dan Arbian Safa Maulana (9) menderita luka bakar.
Arbian Safa Maulana (9) mengalami luka ringan, namun Rifai mengalami luka bakar 85 persen. Rifai menjalani perawatan di ruang ICU ,RSUD Ngudi Waluyo dan didampingi keluarga.
Kondisi Rifai disebut cukup parah. Hampir sebagian tubuhnya diperban. Hanya bagian wajah yang nampak. Bahkan wajah Rifai terlihat melepuh kerana luka bakar yang cukup serius.
Baca juga: 5 Orang Ditetapkan Tersangka Kasus Ledakan Petasan di Blitar: 4 Tewas, 1 Buron
Informasi yang dihimpun, Rifai dan Arbian Safa membawa dua kantong plastik yang sebelumnya diisi oleh uap karbit dan oksigen oleh Ahmad Masruri dan Muhammad Najiyullah Zein yang kini dalam pengejaran polisi.
Ketika kantong plastik meledak pada Selasa (04/06/2019) pukul 16.00, musala dan bangunan pondok pesantren Tarbiyatul Mudtadi'in ikut hancur. Reruntuhan bangunan juga menimpa Rifai. Warga yang berada di lokasi berbegas membongkar reruntuhan bangunan dan mengevakuasi Rifai. Ia lalu dibawa ke rumah sakit.
Baca juga: Jenazah Hancur Korban Ledakan Petasan di Blitar Diserahkan pada Keluarga
Dari hasil pemeriksaan petugas RSUD Ngudi Waluyo, Rifai mengalami luka bakar disekujur tubuhnya. Bahkan, dibeberapa bagian tubuhnya terdapat luka. Rifai juga diberi alat bantu pernapasan. Pihak keluarga yang mendampingi Rifai juga tak bersedia di wawancarai.
Sementara itu, menurut Kepala Dusun setempat, Slamet Muhtamim, petasan plastik yang diisi oksigen dan uap karbit disebut memiliki suara yang lebih keras bila dibandingkan petasan biasa.
Baca juga: Jejak Perakitan dan Potongan Tubuh dalam Ledakan Petasan di Blitar
"Tapi baru kali ini suaranya lebih keras dari biasanya," kata Slamet.
Hingga kini, lokasi reruntuhan bangunan pondok pesantren dan musala Tarbiyatul Mudtadi'in dipasangi garis polisi. Petugas juga sedang mengejar dua pria yang membuat mercon plastik tersebut.