jatimnow.com - Mengantisipasi pergerakan massa dalam sidang pendahuluan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, ribuan pasukan gabungan dari Polri dan TNI mulai disebar di beberapa titik vital di Jawa Timur.
Salah satu titik yang menjadi konsentrasi pengamanan yaitu Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya. Dari 6000 lebih personel gabungan yang disebar, sebanyak 2720 personel disiagakan di sini.
"Ada kabar di media sosial bakal ada demonstran bergerak ke Grahadi hari ini, tapi ternyata tidak jadi," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera.
Baca juga: Jokowi Sah Menang Pilpres 2019, TKD: Terima Kasih Seluruh Rakyat Jatim
Baca juga: Polisi: Jatim Jadi Target Gangguan Kamtibmas Pascapemilu 2019
Barung menyebut jika kondisi kamtibmas di Jawa Timur khususnya di Surabaya masih terpantau kondusif. Menurutnya, masyarakat di Jatim sudah cerdas dan tidak mudah terprovokasi.
"Artinya, masyarakat Jatim memang sudah tahan terhadap hal-hal yang mengarah kepada inkonstitusional, mengarah kepada provokasi. Tidak mudah melakukan kerusuhan dan tidak mudah untuk termakan propaganda," jelas Barung.
Meski kabar demo yang bakal dilakukan sekelompok massa di Gedung Negara Grahadi itu batal, tapi pasukan gabungan itu tetap disiagakan untuk melakukan antisipasi.
Baca juga: Prabowo-Sandi Hormati Keputusan MK
Penyiagaan personel gabungan di Grahadi itu dicek langsung oleh Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan bersama para pejabat utama serta Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho, juga bersama para pejabat utama.
Luki dan Sandi mengecek semua kelengkapan personel yang terlibat, mulai dari Brimob, Jibom, Sabhara, TNI hingga Linmas, Satpol PP, PMK hingga PMI. Selain di Grahadi, personel gabungan ini juga sudah disebar diseluruh titik vital seperti gedung KPU, Bawaslu, gudang penyimpanan logistik pemilu hingga pusat-pusat pemerintahan.
Sebelumnya, Luki menyebut bahwa Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang menjadi target gangguan kamtibmas Pascapemilu 2019. Fakta itu setelah munculnya kasus pembakaran Mapolsek Tambelangan di Sampang, Madura yang kasusnya hingga kini terus dikembangkan.
Baca juga: Tanggapi Putusan MK, Jokowi: Tidak Ada Lagi 01 dan 02
"Ini membuktikan bahwa Jatim menjadi salah satu target untuk menciptakan gangguan kamtibmas, bagi beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab, yang menginginkan adanya ketidakstabilan kamtibmas pascapemilu," ujar Luki didampingi Pandang V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak di Mapolda Jatim, Kamis (13/6/2019).
Pola pengamanan akan dilakukan preventif, represif yang didukung intelejen. Luki berpesan kepada seluruh pasukan yang bertugas agar selalu menyiapkan diri dan meningkatkan kewaspadaannya. Senantiasa melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan munculnya konflik serta menjalin komunikasi dengan para tokoh agama maupun masyarakat.