jatimnow.com - Keberhasilan Pemkab Banyuwangi menjadikan daerahnya sebagai tujuan wisata nasional, mendorong banyak pihak untuk mempelajari praktik pelaksanaannya, salah satunya adalah Bank Indonesia (BI) Jawa Barat.
BI Jabar membawa ratusan pejabat di Provinsi Jabar untuk sharing pengembangan pariwisata Banyuwangi. Rombongan dipimpin Kepala BI Jabar, Dony P Joewono. Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Sekretaris Daerah Sumedang dan puluhan kepala dinas dari kabupaten/kota di Jabar ikut dalam rombongan.
Dony menjelaskan bahwa Jabar tengah mencari sektor pertumbuhan ekonomi baru yang bisa menopang daerahnya. Mengingat, sektor manufaktur yang selama ini menjadi andalan Jabar sedang mengalami perlambatan.
Baca juga: 5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa
"Selama ini, 43 persen pertumbuhan ekonomi Jabar didapat dari manufaktur, yang 90 persen di antaranya diekspor. Namun sayangnya, negara yang menjadi tujuan ekspor saat ini ekonominya sedang lesu dan akhirnya ini sangat berpengaruh bagi kami. Akhirnya, Jabar tidak bisa lagi menggantungkan diri dari manufaktur. Kita harus mencari sumber pertumbuhan baru," tutur Dony saat bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat (19/7/2019).
Salah satu yang dibidik Jabar saat ini adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Jabar merasa perlu mengejar sektor ini untuk meningkatkan perekonomian daerahnya.
"Kami ingin belajar banyak bagaimana Banyuwangi mengakselerasi dua sektor tersebut. Kami melihat di sini atraksinya ditata dengan baik dan melibatkan banyak warga. Penduduknya juga dikenal ramah wisatawan, kami ingin tahu resepnya," kata Dony.
Hal itu juga diungkapkan Wali Kota Fahmi, yang juga ikut datang ke Banyuwangi untuk sharing banyak hal kepada Bupati Anas.
"Saya ingin mendapat informasi langsung bagaimana Banyuwangi melakukan banyak hal. Kalau diajak BI ke daerah lain mungkin saya tidak ikut, tapi khusus ke Banyuwangi saya langsung iyakan," ujar Fahmi.
Baca juga: 3.840 Warga Banyuwangi Operasi Katarak Gratis
Salah satu yang ingin dipelajari Fahmi adalah bagaimana Banyuwangi bisa mengkolaborasikan sinergi pentahelix abcgm (akademisi, bisnis, community, government, dan media).
"Yang unik menurut kami dari Banyuwangi adalah bagaimana bisa berkolaborasi secara pentahelix, kami butuh sharing masalah itu," tambah Fahmi.
Sementara, Bupati Anas menjelaskan bahwa pariwisata telah ditetapkan menjadi prioritas pembangunan di Banyuwangi.
"Selain menjalankan program wajib seperti sektor pendidikan dan kesehatan, pariwisata menjadi prioritas daerah untuk dijalankan," sambung Bupati Anas.
Baca juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Angkat Motif Jenon, Ini Maknanya
Menurut Bupati Anas, atraksi yang dibuat pemkab dibalut dalam kemasan Banyuwangi Festival (B-Fest), yang digelar sejak 2012, bukan sekedar sebagai agenda wisata, tapi cara Banyuwangi melakukan konsolidasi di bidang budaya, infrastruktur, masyarakat dan ekonomi.
"Dalam mengerjakan event B-Fest, kami mengerjakannya tanpa event organizer. Birokrat, masyarakat, swasta, hingga TNI/Polri terlibat di setiap pelaksanaan. Secara tak langsung kami akhirnya bergotong royong menyukseskan event, yang akhirnya menjadi modal sosial yang kuat Banyuwangi," bebernya.
Menurutnya, dengan melibatkan warga, maka warga secara tidak langsung belajar menciptakan event yang bisa menarik wisatawan.
"Ini adalah bentuk transfer knowledge untuk warga dalam membuat event yang kreatif. Dengan datangnya wisatawan, tentunya berdampak pada menggeliatnya ekonomi warga setempat," ungkapnya.