jatimnow.com - Jaringan terorisme Jemaah Ansharut Daulah (JAD) di Jawa Timur masih eksis.
Pernyataan tersebut disampaikan Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian usai menjenguk korban penyerangan Polsek Wonokromo di RS Bhayangkara Polda Jatim.
"Ada (JAD). Tapi kami tidak perlu sebutkan. Karena nanti jaringan ini tahu," kata Jenderal Tito, Senin (19/8/2019).
Baca juga: Dua Terduga Teroris yang Disergap di Surabaya-Tuban Masuk Jaringan JI dan JAD
Menurut Tito, pelaku penyerangan Polsek Wonokromo terpapar radikalisme melalui internet dan ada kemungkinan jika IM alias Imam Mustofa mempelajari paham takfiri dari anggota JAD.
"Yang jelas ada masih berkaitan dengan jaringan yang ada di bom gereja. Masih ada pendukungnya dan akan kami kejar terus," ujarnya.
Seperti apa yang disampaikan oleh tetangga Imam bahwa pelaku sejak tiga tahun terakhir kepribadiannya berubah.
Hal itu, bisa jadi dia terpapar paham radikalisme secara individu bukan melalui pertemuan yang terorganisir.
Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Dipastikan dari Kelompok JAD
"Ada campuran self radikalism, belajar dari online tapi juga bergabung dengan jaringan orang per orang," jelasnya.
Siapapun yang terlibat dalam jaringan tersebut akan ditindak tegas. Apabila semuanya sudah terungkap kepolisian akan melakukan rilis secara lengkap.
"Yang jelas siapapun terkait jaringan ini akan kita lakukan tindakan tegas. Nanti setelah didalami semua, kalau sudah terungkap jelas, nanti akan ada rilis tersendiri," pungkasnya.
Baca juga: 26 Teroris JAD Digiring dari Makassar dan Gorontalo ke Mabes Polri