jatimnow.com - Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menjadi satu-satunya kepala daerah di Asia yang dipilih menghadiri program Internasional Visiter Leadership Programe (IVLP) di USA.
Selama 20 hari mulai 8 September 2019, Bupati Nur Arifin akan membawa isu terkait perempuan dalam forum tersebut. Bupati Nur Arifin dipilih mengikuti program itu karena ia dianggap sebagai figur kepala daerah yang getol memperjuangkan rakyatnya.
Bupati Nur Arifin mengatakan, rencana keberangkatannya ke USA atau Amerika itu sudah mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kemendagri. Panitia juga telah mengirim surat ke Mendagri untuk memberitahukan ke Bupati Nur Arifin agar menghadiri undangan forum tersebut.
Baca juga: Ratusan Mahasiswa Geruduk Konjen AS di Surabaya, Tuntut Kedutaan Amerika Pergi dari Indonesia
"Mendagri disurati langsung oleh Pemerintah Amerika untuk memberitahukan bahwa saya adalah salah satu dari nominator yang dipilih untuk mengikuti program Internasional Visiter Leadership Programe, yang rencananya akan digelar di 4 negara bagian di Washington DC," tutur Bupati Nur Arifin, Jumat (6/9/2019).
Dalam forum tersebut, para peserta akan membahas persoalan Women and Impowerment. Isu tentang perempuan memang menjadi salah satu konsen Bupati Nur Arifin. Bersama dengan istrinya, bupati milenial tersebut berusaha memperjuangkan hak-hak perempuan maupun kelompok rentan.
Baca juga: Paparan di Harvard Medical School, Inovasi Banyuwangi Panen Apresiasi
Menurutnya, kelompok perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok rentan diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah, dengan membuat program Musrenakeren (Musyawarah perempuan, disabilitas dan kelompok rentan).
"Misinya adalah bagaimana perempuan untuk bisa terlibat dalam ekonomi, menghilangkan diskriminasi kepada perempuan di tempat pekerjaan dan yang lainnya," tambahnya.
Baca juga: Penjualan PC Sepanjang 2022 Lesu, Lenovo Kuasai Pasar Global
Kabupaten Trenggalek merupakan daerah yang pertama memberikan ruang bagi perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok rentan untuk berkontribusi dalam pembangunan melalui suatu wadah musyawarah. Kebijakan itulah yang kemudian diapresiasi Pemerintah Amerika.
"Semoga nanti hasilnya bisa diaplikasikan di Trenggalek," harapnya.