jatimnow.com - Silfi Qumairo (14), menderita sakit kanker tulang di bagian lutut kaki kanan akibat terjatuh di sekolahnya pada Desember 2018 lalu.
Anak pasangan dari Mohammad Gozali (37) dan Faizin Laili Agustin (35) ini hanya bisa terbaring di atas kamar tidurnya akibat kanker tulang yang dideritanya.
Siswi kelas VIII salah satu SMP swasta di Kabupaten Mojokerto ini terkadang menangis jika tidak bisa menahan rasa sakit di lututnya yang membengkak itu.
Baca juga: Kaki Siswi SMP yang Derita Kanker Tulang di Mojokerto Telah Diamputasi
Akibat penyakit kanker yang diderita, Silfi tidak bisa menjalani hari-harinya seperti remaja perempuan lainnya. Ia hanya bisa berbaring di tempat tidur di rumahnya di Dusun/Desa Kedungmaling RT 02 RW 04, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
"Awalnya anak saya terjatuh di sekolahnya sekitar 6 bulan lalu atau Desember 2018 lalu," kata Agustin, ibu Silfi saat ditemui dirumahnya, Sabtu (21/9/2019).
Kini, badan Silfi nampak kurus karena penyakit dideritanya. Tidak hanya itu, rambut Silfi rontok akibat efek kemoterapi yang dijalani.
Ia menambahkan, berbagai upaya untuk menyembuhkan putrinya sudah dilakukan, mulai pengobatan alternatif dan kemoterapi.
"Awalnya dibawa ke klinik, lalu ke Rumah Sakit Sakinah Mojokerto dan pernah kemoterapi di RS Soetomo Surabaya," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: Penderita Tumor Ganas di Malang Akhirnya Dirawat di Rumah Sakit
Semua yang dilakukan itu tidak menunjukkan perubahan pada buah hatinya. Lutut kaki kanan Silfi setiap hari semakin membengkak dan membesar.
Usai kemoterapi di RS Soetomo, lanjut Agustin, pihak rumah sakit berkata agar luka pada lutut kaki Silfi segera di operasi.
Diagnosa dokter, Silfi mengalami sakit kanker tulang dan harus segera dilaksanakan tindakan operasi.
"Kata dokter yang menangani, anak saya menderita tumor ganas," ungkapnya.
Baca juga: Supinah, Penderita Tumor Ganas Perut Seberat 45 Kilogram
Silfi menjalani terapi pada 30 Agustus hingga 10 September 2019 lalu. Operasi akan dijalani, akan tetapi masih menunggu hasil pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Agustin mengobati Silfi hanya dengan mengandalkan KIS (Kartu Indonesia Sehat) bantuan dari pemerintah. Hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Mojokerto tidak pernah meninjau kondisi Silfi.
"Saya berharap Silfi segera sembuh," pungkas Agustin.