Kekeringan di Ponorogo, 672 Hektare Sawah Gagal Panen

Rabu, 02 Okt 2019 18:03 WIB
Reporter :
Mita Kusuma
Kekeringan di Ponorogo menyebabkan gagal panen

jatimnow.com - Kemarau panjang di Ponorogo menyebabkan 1671 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan.

Dari data Dinas Pertanian Ponorogo, 672 hektare sawah dipastikan gagal panen (puso), 260 hektare mengalami kekeringan berat, 308 hektare kekeringan sedang, dan 390 hektare kekeringan ringan.

"Kekeringan mengakibatkan 672 hektare padi gagal panen. Terbanyak di Pulung dengan total luasan 346 hektare, Jenangan 323 hektare dan sisanya di tempat lain," kata Kepala Dinas Pertanian Ponorogo, Andi Susetyo, Rabu (2/9/2019).

Baca juga: Petani Terancam Gagal Panen, PU Bina Marga dan SDA Jember Minta Pembagian Air Merata

Sebagian besar petani yang mengalami puso sudah terdaftar dalam asuransi usaha tanaman padi (UTP). Petani yang gagal panen disebabkan kekeringan akan mendapatkan asuransi jika kekeringan di atas 75 persen pada lahan.

Baca juga: Petani di Tamansari Jember Terancam Gagal Panen Lagi, Tidak Dapat Jatah Air

Petani akan mendapat nominal Rp 6 juta per satu hektare. Nnatinya pihak penyedia asuransi melakukan verifikasi di lapangan sebelum mencairkan ganti rugi.

\

Andi meneruskan, untuk solusi jangka panjang maka DInas Pertanian akan menggalakkan program pompanisasi secara mandiri maupun melalui kelompok tani (poktan).

Baca juga: Petani Tambak di Sidoarjo Gagal Panen Gegara Suhu Panas

Para petani dapat memanfaatkan dana desa untuk membangun jaringan pompa air di lahan pertanian. Untuk alternatif lain adalah menggunakan varietas padi yang lebih tahan air.

"Perubahan pola tanam juga perlu dilakukan. Ketika kemarau, padi bisa diganti palawija," pungkasnya.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Ponorogo

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler