jatimnow.com - Festival Kuwung yang digelar di Banyuwangi malam nanti akan diramaikan beragam budaya khas kabupaten sahabat, seperti Kediri, Kota Probolinggo, Jembrana-Bali, dan Provinsi Kalimantan Timur.
Festival ini digelar untuk menampilkan beragam budaya Banyuwangi dalam sebuah parade seni budaya. Sesuai namanya Kuwung, yang artinya pelangi dalam bahasa Osing/Using.
"Festival Kuwung adalah etalase kebudayaan dan seni asli Banyuwangi. Festival ini dihadirkan untuk menjadi panggung eksistensi seni dan budaya asli Banyuwangi yang beragam untuk tetap lestari," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sabtu (7/12/2019).
Baca juga: 5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa
"Festival ini akan digelar malam hari. Sebagaimana maknanya pelangi, festival ini akan menjadikan suasana malam di Banyuwangi bagaikan bertabur warna. Kostum beraneka warna yang dikenakan, berbagai alat musik tradisional Banyuwangi yang digunakan hingga lampu hias warna-warni yang semakin menyemarakkan parade tersebut," imbuhnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda mengatakan tahun ini Festival Kuwung mengangkat tema 'Gumelare Bumi Blambangan' atau hamparan Bumi Blambangan.
Segala potensi seni dan budaya yang ada di Banyuwangi ditampilkan dalam bentuk tarian dan fragmen.
Baca juga: ASMOPSS ke-14 Digelar di Banyuwangi, Diikuti 136 Peserta
Parade seni ini akan dibagi dalam dua kelompok besar. Masing-masing tim menggelar sub-sub tema yang menggambarkan potensi wilayahnya. Kelompok pertama membawakan legenda Gontang Gelintang, yakni tentang asal-usul Desa Gintangan.
"Ini terkait kisah dibukanya lahan hutan untuk pemukiman penduduk. Namun dalam perjalanannya, timbul konflik antara manusia dan makhluk astral penunggu hutan tersebut, yang diakhiri dengan persetujuan bahwa jin mau menyingkir asalkan manusia mengganti pohon-pohon yang ditebang dengan menanam pohon Gontang di tepi-tepi sungai, yang kini dikenal dengan Gintangan," papar Bramuda.
Kelompok kedua, akan tampil dengan menampilkan sejarah Berengos Perada Bara di Rajeg Wesi. Lalu kelompok berikutnya mengangkat tradisi 'Mongso Ketigo', yang diikuti kelompok mengangkat kisah Tutur Ki Wongsokaryo menyusul.
Baca juga: Bazar Kuliner Kampoeng Cungking Banyuwangi Angkat Hidangan Tradisional
"Sebagai penutup, pertunjukan agrowisata 'Semriwing Kembang Kopi' yang diinspirasi dengan melimpahnya kekayaan kopi Banyuwangi," katanya.
Parade ini akan diawali dari depan Kantor Pemkab Banyuwangi hingga finish di Taman Blambangan Banyuwangi.
"Kabupaten lain juga menampilkan seni budaya khasnya masing-masing. Wisatawan akan dimanjakan dengan puluhan tontonan ragam seni budaya," pungkasnya.