Kisah Anak Kuli Bangunan asal Ngawi Jadi Polisi

Jumat, 06 Mar 2020 18:38 WIB
Reporter :
Mita Kusuma
Muhammad Al Azhar dan Heru Sukamto, ayahnya

jatimnow.com - Muhammad Al Azhar (19) masih belum percaya dirinya bisa mengenakan seragam warna coklat kebanggaan Polri. Sebab selama ini, pemuda asal Desa Tempuran, Kecamtan Paron, Kabupaten Ngawi itu hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Namun siapa sangka, dia bisa menjadi polisi dan bahkan menjadi lulusan terbaik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jatim Tahun 2020. Anak kedua dari pasangan Heru Sukamto (60) dan Khomsiatin (51) lulusan terbaik dengan nilai 80,125 dari 685 Siswa Bintara Polri di SPN itu.

"Tidak menyangka bisa jadi polisi, apalagi menjadi lulusan terbaik. Saya cuma bertekat harus lulus saja," tutur Azhar, Jumat (6/3/2020).

Baca juga: Khofifah dan Kapolda Jatim Bekali Siswa Bintara Polri Jelang Pilkada

Dia dan ratusan Siswa Bintara di SPN Bangsal Kabupaten Mojokerto dilantik Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan pada Senin (2/3/2020). Setelah itu, semua bintara mendapat cuti 12 hari sebelum melanjutkan tugasnya.

"Ini dikasih cuti 12 hari. Puas-puasin di rumah sederhana ini. Sebelum tugas negara memanggil," kata pemuda yang gemar makan sayur sop ini.

Azhar kembali bercerita, motivasinya menjadi polisi yaitu agar bisa kembali melanjutkan sekolah tanpa membebani orangtuanya. Sebab orangtuanya hanya bekerja sebagai kuli bangunan.

"Mau melanjutkan kuliah nanti kalau sudah ada penempatan. Kalau sudah kerja kan bisa kuliah tidak merepotkan orangtua," imbuhnya.

Muhammad Al Azhar menjadi lulusan terbaik Bintara Polri Tahun 2020 di SPN Bangsal, Mojokerto

Memahami ayahnya hanya bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya yang hanya berjualan sayur keliling, Azhar tak ingin gagal selama menjalani tes menjadi calon bintara.

"Kuncinya, jangan pernah meninggalkan ibadah wajib dan sunah. Saya juga selalu salat malam untuk memanjatkan doa agar bisa lulus," jelas penyuka sepakbola ini.

"Setiap habis tes itu saya nangis sendiri. Kalau gagal bagaimana dengan orangtua saya yang sudah berusaha mati-matian agar saya bisa ikut tes polisi," tambah Azhar.

Namun, sepeda ontel milik orangtuanya menjadi salah satu motivasinya untuk tetap semangat dan berusaha. Sepeda itulah yang ia gunakan untuk pergi dan pulang dari sekolahnya di SMAN 2 Ngawi.

\

"Sebenarnya ada sepeda motor, tapi cuma satu. Jadi saya naik sepeda, bapak yang naik motor untuk berangkat kerja," jelasnya.

Mengapa sepeda ontel itu jadi salah satu motivasinya? Azhar menyebut bila sepeda ontel milik ayahnya itu menunjukkan bagaimana kerasnya usaha orangtua agar anaknya bisa mengenyam pendidikan tinggi dan bisa menjadi polisi, meski hanya bekerja sebagai kuli bangunan.

Sebab tidak hanya Azhar yang akhirnya menjadi polisi, kakaknya Like Hertina Sari juga telah lulus sarjana di Akademi Manageman Informatika Surakarta.

"Kalau ingat bapak berangkat kerja ngontel enam kilometer lebih itu rasanya gimana gitu. Tekat saya ikut tes ini jangan sampai gagal," ungkapnya.

Tekatya menjadi polisi juga datang dari kekak kelasnya yang berhasil lolos menjadi anggota polisi. Motivasi kakak kelasnya tersebut menghapuskan kekhawatiran dirinya dan orangtuanya jika mendaftar polisi harus menggunakan uang.

"Kakak kelas saya menguatkan saya, jika untuk mendaftar polisi itu tidak menggunakan uang," ucapnya.

Setelah dinyatakan lulus sebagai Bintara Polri, Azhar mengaku masih harus menempuh pendidikan lagi sebelum mendapat penempatan berdinas. Dia berharap bisa ditempatkan di Polda Jatim agar bisa lebih banyak belajar, mengingat seluruh kegiatan kepolisian di Jawa Timur terpusat di sana.

Keinginan lainnya yang akan dikejar Azhar adalah bisa membangun rumah untuk orangtuanya. Sebab saat ini kedua orangtuanya hanya tinggal di rumah kecil sederhana yang terbuat dari kayu di tengah kebun di desanya.

"Semoga saya bisa membahagiakan orangtua," pungkasnya.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Ngawi

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler