jatimnow.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan sosialisasi program komando stategis pembangunan pertanian (kostratani). Program yang memaksimalkan fungsi balai penyuluh pertanian (BPP) di daerah.
Kegiatan ini berlangsung di Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Glagah, Jumat (6/3/2020). Diikuti oleh 162 penyuluh pertanian se Kabupaten Banyuwangi.
Inspektur 2 Inspektorat Jendral Kementrian Pertanian, Tin Latifah yang juga manajer supervisi Kostratani wilayah Banyuwangi mengatakan, program Kostratani berasal dari Kementan untuk memaksimalkan fungsi dan peran BPP di daerah.
Baca juga: Rakor di Kota Batu, Kementan Dorong Peningkatan Produktivitas Padi lewat UPJA
"Kami menyadari keberhasilan pertanian nasional sejatinya berasal dari keberhasilan pertanian di daerah-daerah. Untuk itu kami ingin bersinergi dengan daerah sebagai pihak yang selama ini mengayomi para penyuluh pertanian. Karena mereka inilah yang selama ini menjadi ujung tombak pelaksananya," kata Latifah.
BPP yang ada di Banyuwangi sendiri dinilai Latifah telah aktif melakukan Program Kostratani. Diantaranya peningkatan kapasitas penyuluh pertanian swadaya, aktif melakukan kegiatan penyuluhan dan melakukan pemberdayaan masyarakat, serta penumbuhan dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani.
"Saya cukup terkejut karena setelah berbincang dengan para penyuluh pertanian di sini apa yang telah mereka lakukan melebihi ekspektasi saya, sudah one step ahead dari daerah yang lain. Mereka benar-benar terjun mendampingi dan membantu mengatasi kesulitan petani sampai mengajak mereka mandiri. Saya kira Banyuwangi bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya," kata Latifah.
"Secara kinerja, pertanian daerahnya juga membanggakan. Apa yang menjadi target kementrian untuk peningkatan produktivitas dan produksi pertanian hingga ekspor produk pertanian sudah dilakukan oleh Banyuwangi," imbuhnya.
Baca juga: Jadi Unggulan , 5 Varietas Durian Merah Banyuwangi Terdaftar di Kementan
Kepala Dinas Pertanian Arif Setyawan mengatakan, saat ini ada 20 BPP yang mengayomi 168 penyuluh pertanian se kabupaten. Para penyuluh pertanian itu selama ini difungsikan sebagai pendamping petani.
Tidak hanya memberikan informasi untuk meningkatkan hasil pertanian tapi juga terjun langsung untuk membantu petani mengatasi segala permasalahan yang ada.
"Para penyuluh ini menjadi ujung tombak kami dalam meningkatkan produksi dan produktifitas hasil pertanian. Mereka juga yang menjembatani berbagai problem dan permasalahan petani dengan dinas," ujar Arif.
Salah satu hasilnya, produksi pertanian Banyuwangi memiliki produktifitas yang terus baik. Misalnya padi, yang memiliki produktifitas tinggi. Saat ini rata-rata 7 ton sampai 9 ton per hektar.
Baca juga: Bank Jatim Dukung Kementerian Pertanian Melalui Program TANI AKUR
"Hal tersebut tidak lepas dari peran para penyuluh pertanian yang terus mendampingi para petani di desa-desa," ujar Arief.
Kemandirian petani juga dibangun, dengan mengajak mereka memaksimalkan potensinya. Seperti mengajak petani memproduksi pupuk sendiri hingga mengajak mereka memberi nilai tambah hasil pertaniannya.
"Kami punya program untuk mengajak milenial desa tertarik bergerak di sektor pertanian. Salah satunya lewat program Banyuwangi agro startup competition yang juga terus disosialisasikan oleh para penyuluh pertanian," pungkas Arief.