jatimnow.com - Banyak warga yang terpukul perekonomiannya selama Virus Corona (Covid-19) mewabah, tidak terkecuali tukang pijat di Kota Surabaya. Pelanggan mereka turun drastis, 5 hari baru satu pelanggan mereka pijat.
"Turun drastis. Biasanya sehari bisa dua sampai tiga orang, sekarang lima hari baru mijat satu orang," ujar Anikwati, tukang pijat tuna netra dari Surabaya saat menerima bantuan sembako dari Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, Rabu (22/4/2020).
Para penyandang tuna netra yang menjadi tukang pijat itu hanya memasang tarif Rp 60 ribu untuk satu jam pemijatan. Bila sehari mereka rata-rata bisa mendapat hasil kotor Rp 180 ribu, maka selama wabah Corona ini, pendapatan mereka semakin tidak menentu.
Baca juga: Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75
Padahal kebutuhan mereka untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Beberapa pengusaha memang memberikan bantuan sembako untuk mereka. Namun mereka menjerit saat hendak membayar tagihan listrik, air dan biaya rumah tangga lainnya.
"Jadi yang susah ini untuk membayar lampu (listrik), membayar kontrakan rumah. Bulan ini saya tidak bisa membayar kontrakan," tutur Anikawati.
Ia menyebut, kontrakan rumah biasanya dibayar oleh organisasi tukang pijat tuna netra. Ada 25 orang tukang pijat tuna netra yang tergabung dalam organisasi tersebut.
"Setiap bulannya saya mencicil (mengangsur) Rp 1,5 juta ke organisasi itu waktu sebelum ada Corona. Semenjak ada Corona ini sudah satu bulan nggak bisa bayar kontrakan Rp 1,5 itu," tuturnya.
Apa yang dialami Anikawati ini sudah diajukan ke Pemerintah Kota Surabaya beberapa waktu lalu. Namun sampai hari ini mereka belum mendapatkan bantuan.
"Sudah mengajukan, tapi belum terealisasi. Harapan saya mudah-mudahan pemerintah membantu masyarakat disabilitas di Surabaya dan difable pada umumnya supaya meringankan beban ini," ungkapnya.
Anikawati mengucap syukur mendapatkan bantuan dari Calon Wali Kota (Cawali) Surabaya Machfud Arifin.
"Terima kasih bantuannya Pak Machfud. Mudah-mudahan hajat dan apa yang menjadi keinginan Pak Machfud terkabulkan sebagai Wali Kota Surabaya, dikabulkan oleh Allah. Dan mudah-mudahan di lain waktu bisa membantu kami lagi," tuturnya.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen
Anikawati menjelaskan, 25 tukang pijat tuna netra yang menjadi anggota organisasi yang diikutinya itu juga mengalami hal yang sama. Ia berharap agar wabah Corona ini segera diangkat kembali oleh Allah dari Surabaya, Jawa Timur, Indonesia dan bumi ini.
Sementara itu, Machfud Arifin mengatakan bahwa bantuan yang diberikan itu sebagai salah satu bentuk kepeduliannya terhadap warga Surabaya yang terdampak Virus Corona.
"Dampaknya seperti yang dialami tukang pijat tradisional, pijat sehat dari kaum tuna netra yang ada asosiasinya, berbagi kasih lah," ungkap Machfud.
"Karena selama ini dapat penghasilan cuman satu. Kadang-kadang lima hari nggak dapat. Ini kan kasihan untuk bisa mendapatkan kebutuhan sehari-hari untuk makan untuk keluarganya. Tadi ada ibu anaknya empat, kan kasihan," sambungnya.
Para tukang pijat tuna netra ini juga tidak terdaftar sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Bantuan permakanan juga tidak ada.
Baca juga: Ini Penjelasan Pakar Virologi Mengenai Virus Corona Varian Lambda
"Ini kan kasihan. Saya berharap nantinya diperhatikan untuk bisa menjalankan kehidupannya," tambah Cawali Surabaya yang diusung koalisi partai PKB, PAN, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem dan Partai Golkar ini.
Ia juga berharap agar wabah Corona segera berakhir.
"Ini juga akan memasuki bulan ramadan, tentunya ibadah juga berjalan. Kita banyak berdoa, mudah-mudahan Corona ini cepat berlalu. Ini bukan hanya persoalan dunia, tapi juga persoalan bangsa dan juga persoalan di Jawa Timur dan di Surabaya," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat menjadi garda terdepan untuk mencegah penyebaran virus ini.
"Bukan pada aparat, pemerintah, dokter, tenaga medis, tapi masyarakat itu sendiri yang paling depan, yaitu dengan mematuhi apa yang menjadi kebijakan pemerintah," paparnya.
Machfud Arifin kembali mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga jarak, tidak kumpul-kumpul, menjaga kebersihan dan meningkatkan daya tahan tubuhnya. Masyarakat juga diajak olahraga dan berdoa selama bulan ramadan agar Virus Corona segera berlalu.