jatimnow.com - Ahmad Junaidi Abdillah asal Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura yang membunuh Ika Puspita Sari (36) di apartemen Surabaya karena tersinggung terhadap korban yang tidak memenuhi janjinya.
Kepada wartawan, pelaku mengaku saat itu emosi karena diejek 'tidak mampu membayar' saat terjadi transaksi seks di tempat korban.
Baca juga:
Baca juga: Konflik Keluarga jadi Motif Pembunuhan Wanita Cantik di Surabaya
- Pelaku Pembunuhan Wanita dalam Apartemen di Surabaya Ditangkap
- Ini Sosok Pembunuh Wanita dalam Apartemen di Surabaya
Pelaku juga mengaku telah membayar sejumlah uang untuk mendapatkan pelayanan seks pada korban sesuai angka yang disepakati bersama.
Namun saat sudah di apartemen, korban mengingkari hasil kesepakatan tentang pelayanan seks. Korban hanya mau 'melayani' pelaku sekali dari kesepakatan yang seharusnya dua kali.
"Yang ditarifkan Rp 800 ribu (untuk melayani) dua kali dan Rp 500 ribu untuk satu kali (melayani)," ungkap pelaku.
Saat pelaku menanyakan kepada korban yang baru dikenal melalui media sosial (medsos) aplikasi MiChat itu bahwa tarif apakah bisa ditawar. Korban menjanjikan bisa jika pelaku sudah datang ke apartemen.
Baca juga: Sederet Fakta Pembunuhan Wanita Cantik di Surabaya, Leher Terlilit Kabel USB
"Bisa ditawar lagi. Pertama dia mau Rp 500 ribu dua kali, deal. Tapi setelah satu kali, dia tidak mau 'main' lagi," ujarnya.
Itulah yang membuat pelaku naik pitam yang kemudian nekat menghabisi korban dengan sebilah pisau dapur yang diambilnya tak jauh dari posisinya.
"Saya emosi saat itu. Lihat ke kanan melihat ada pisau dapur, lalu saya gunakan. Sudah panas dan emosi," tandasnya.
Sebelumnya, korban asal Genuk, Semarang itu ditemukan tewas bersimbah darah dalam kondisi setengah telanjang di depan lift lobby service lantai 8 Apartemen Puncak Permai Tower A, Surabaya, Rabu (22/4).
Baca juga: Siswi SMPN 31 Surabaya Korban Pembunuhan, Selain Pintar Juga Berkepribadian Sederhana
Tim Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya dipimpin Iptu Arief Rizky Wicaksana itu menangkap pelaku Junaidi di pabrik keripik usus wilayah Sawahan, Surabaya, tempat pelaku bekerja.
Dalam pemeriksaan terungkap bahwa pelaku membunuh korban dengan sebilah pisau yang diambil dari kamar apartemen korban.