jatimnow.com - Saat sekolah lain menerapkan belajar hari pertama secara daring, beberapa SMP Negeri di Kabupaten Mojokerto justru menerapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan cara bertatap muka.
Pantauan jatimnow.com di SMP Negeri 1 Mojoanyar yang ada di Desa Jabon, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, aktivitas MPLS di sekolah ini sudah menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Terlihat para guru memberikan arahan dan pengenalan lingkungan kepada beberapa siswa baru, mulai memberikan arahan aturan sekolah dan menujukkan ruang-ruang fasilitas sekolah.
Baca juga: Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75
Sebelum memasuki sekolah, para siswa diwajibkan cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh. Tak hanya itu, para siswa dan guru pengajar diwajibkan memakai masker.
Sayang tidak ada guru atau siswa di SMP Negeri 1 Mojoanyar yang mengenakan penutup muka (face shield). Berbeda dengan suasana MPLS di SMP Negeri 1 Sooko, beberapa siswa dan guru sudah mengenakan face shield.
"MPLS siswa baru memang full daring, tapi kami minta datang ke sekolah untuk penerimaan buku paket," kata Waka Kesiswaan SMP Negeri 1 Mojoanyar, Fauzi kepada wartawan, Senin (13/7/2020).
Sebanyak 224 siswa baru SMPN 1 Mojoanyar dibagi menjadi 7 ruang kelas, yaitu ruang kelas VII-A hingga ruang kelas VII-G. Setiap kelas ada 32 siswa baru.
Sedangkan di SMP Negeri 1 Sooko menggelar MPLS tatap muka dengan 96 siswa, dibagi menjadi dua sesi.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen
"Tadi hanya kegiatan baris berbaris dan pengambil buku saja. Sesi pertama pukul 06.30 hingga pukul 08.30 Wib dan sesi dua sampai pukul 10.00 Wib," ungkap Ketua Panitia MPLS SMP Negeri 1 Sooko, Alya Fairuz Pramesty.
Dia menambahkan, ada kekhawatiran selama MPLS yang akan digelar selama tiga hari mendatang. Sebab sampai hari ini, di Kecamatan Sooko tercatat ada 22 pasien positif Covid-19.
"Kekhawatiran ada, tapi kami mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, pakai hand sanitizer, face shield dan selalu menjaga jarak," ungkapnya.
Pada Jumat (10/7/2020), Bupati Mojokerto Pungkasiadi merestui kegiatan pengenalan siswa baru itu karena menerima aspirasi para guru.
Baca juga: Ini Penjelasan Pakar Virologi Mengenai Virus Corona Varian Lambda
"Kalau untuk pengenalan saja, biasanya kan ada pengenalan lingkungan. Guru-guru bilang ke saya, pak saya lo kepingin tahu murid-murid saya," ujar Bupati Pungkasiadi.
"Itu tetap saya suruh membuat surat untuk dilakukan verifikasi seperti apa. Paling tidak nanti diizinkan untuk dua kelas lah, satu ruang belajar kan 32 siswa. Besoknya dua kelas lagi. Digilir," tandasnya.