jatimnow.com – Forum Lintas Agama dan Etnis mendatangi Mapolda Jatim untuk bertemu Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin membahas cara menghilangkan stigma negatif pasca bom bunuh diri yang terjadi di tiga Gereja Surabaya beberapa hari lalu.
Dalam diskusi yang berlangsung tertutup itu, menghasilkan kesepakatan bahwa masyarakat tidak perlu takut dan tetap menjalankan ibadah serta datang di gereja.
"Imbauan dan kesepakatan bersama Kapolda Machfud Arifin, bahwa umat Kristiani tidak perlu takut dan diharapkan tetap datang ke gereja. Namun, tetap lebih meningkatkan pengamanannya," tegas Pendeta Sudhi Dharma Ketua Umum Badan Musyawarah Antargereja (Bamag) Jatim saat presconfrance di Mapolda Jatim, Rabu (16/5/2018).
Baca juga: 5 Trending Topik Pekan Ini, Nomor 4 Jangan Coba-coba Bercanda Soal Ini!
Pertemuan itu juga dihadiri wakil-wakil dari Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia, Konferensi Wali Gereja Indonesia, Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Parisada Hindu Dharma, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Muslimat NU, Lembaga Persahabatan Ormas Islam dan PBNU itu.
Pendeta Sudhi Dharma menjelaskan pasca insiden itu, pihaknya juga berupaya untuk menghilangkan rasa trauma dan rasa kekhawatiran yang dirasakan para korban, maupun jemaah.
"Maka dari itu, mari kita kawan, hilangkan kekhawatiran dan mengajak para umat kristiani untuk tetap beribadah," tandasnya.
Menanggapi fenomena bom bunuh diri yang mengajak para anak-anaknya, Ketua Forum Lintas Agama Jatim Ali Maschan Moesa berharap lembaga pendidikan untuk menyusun kurikulum tentang agama yang berkesinambungan dengan negara.
Baca juga: Puluhan Kilogram Bahan Peledak di Tulungagung Dimusnahkan
"Selain itu, materi juga harus mengajarkan nilai-nilai kebangsaan yang berbasis pada toleransi antarumat beragama. Hal itu sangatlah penting jika melihat fenomena ini," terang Dosen Pascasarjana di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu.
Ia mencontohkan dalam perguruan tinggi juga harus ada mata kuliah tentang agama dan negara, bagaimana hubungan antar umat beragama.
"Pembelajaran sekarang terkesan monoton, contohnya rukun iman terus yang dipelajari dari kecil sampai kuliah. Lha kalau seperti ini bagaimana," tandas pria yang juga menjadi tokoh Nahdlatul Ulama itu.
Baca juga: Paket Misterius Berbau Tak Sedap Gegerkan Warga Sidoarjo, Bom?
Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto