jatimnow.com - Untuk mewujudkan program ketahanan pangan di tengah Pandemi Covid-19, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dan Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Batu bersinergi menjamin pangan bagi masyarakat.
Kepala DKP Kota Batu, Wiwik Nuryati mengatakan, pihaknya bakal memastikan kebutuhan pangan pokok bisa tersedia tiap bulannya. Swasembada pangan diharapkan tak hanya surplus untuk Kota Batu, tapi juga bisa menyediakan bagi luar daerah.
"Seluruh komoditi dipastikan aman tiap bulannya. Kepastian tersebut kami dapat dari survei yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) per minggunya di 9 distributor yang ada di Kota Batu secara berkala," ungkap Wiwik, Minggu (27/9/2020).
Baca juga: Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan Jatim, Ini Pesan Pj Bupati Pasuruan
Wiwik mencontohkan, untuk jumlah stok selama satu minggu misalnya, DKP Kota Batu mencatat untuk beras sebanyak 384,29 ton dengan kebutuhan 368 ton. Artinya kebutuhan beras surplus 16,29 ton dengan harga Rp 10.800 per kilogram.
Untuk jagung, ketersediaannya mencapai 17,65 ton dengan kebutuhan 16,38 ton, sehingga kebutuhan jagung di Kota Batu surplus 1,27 ton per minggunya.
"Dengan adanya program swasembada pangan di Kota Batu. Secara langsung kebutuhan pangan di Kota Batu bisa lebih dari surplus," paparnya.
Baca juga: Saat Program Ketahanan Pangan Desa Diperkuat dengan Kolaborasi Pentahelic
Sementara Sekretaris Dispertan Kota Batu, Hendry Suseno menambahkan, lahan seluas 7 hektar telah disiapkan di dua tempat, yaitu Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu dan Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo.
"Untuk mendukung program swasembada pangan, kami sudah siapkan lahan 7 hektar yang merupakan lahan tidur milik pemkot di dua lokasi itu," tambahnya.
Hendry menerangkan, lahan itu akan ditanami pangan nonberas. Sebab luasan untuk pertanian lahan padi di Kota Batu tidak luas. Selain itu padi bukan daerah sentra padi.
Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Bupati Sidoarjo Resmikan Sarana Pengering dan Penggiling Padi
Sehingga beberapa tanaman yang akan ditanam di antaranya adalah umbi-umbian hingga jagung. Masyarakat yang tidak memiliki lahan seperti buruh tani bisa dikaryakan sebagai penggarap.
"Harapannya dengan swasembada pangan bisa mencukupi kebutuhan pangan di Kota Batu. Juga untuk menyingkat distribusi pangan yang terlalu panjang hingga menyiapkan kebutuhan warga ketika impor dilarang akibat pandemi seperti yang sebelumnya terjadi," tutupnya.