jatimnow.com - Alat peraga kampanye (APK) berupa banner milik Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota-Wakil Wali Kota, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno (MAJU) yang dipasang hanya sekitar 7 jam di Jalan Wijaya Kusuma, Surabaya yang ditertibkan Satpol PP.
Calon Wali Kota Surabaya Nomor Urut 2 Machfud Arifin akhirnya buka suara terkait pencopotan APK-nya tersebut. Menurutnya, pencopotan yang dilakukan Satpol PP itu menunjukkan ketidakadilan yang terlaksana secara terstruktur dan sistematis.
"Ini ada suatu kecenderungan dari aparat atau pemerintah kota ini yang di dalamnya itu mungkin Satpol PP dapat instruksi atau apa saya nggak tau. Tapi menurut saya ini sudah secara terstruktur dan sistematis dilakukan kecurangan oleh pihak pemerintah kota," ujar Machfud Arifin di Hotel Mercure Minggu (4/10/2020) sore.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Baca juga:
- Baru Terpasang Sekitar 7 Jam, Banner Machfud Arifin-Mujiaman Hilang
- Satpol PP Akui Tertibkan Banner Machfud Arifin-Mujiaman
- Baliho Eri-Armuji Tak Ditertibkan, Kasatpol PP: Saya Nggak Tahu
- Sindir Satpol PP, Warga Pasang Banner Machfud Arifin-Mujiaman di Rumah
Machfud Arifin mempertanyakan kenapa pencopotan hanya dilakukan terhadap APK milinya dan tidak dilakukan terhadap APK berupa baliho milik Paslon Nomor Urut 1 Eri Cahyadi-Armudji (Erji) yang bahkan sudah terpasang sekitar 7 hari di pedestrian dekat Jembatan Jalan Yos Sudarso.
"Patut dipertanyakan. Kita tahu gelaran APK yang dari pihak sebelah di mana-mana, masif sekali di pinggir jalan protokol tidak diapa-apain. Tim saya baru masang yang kecil-kecil tetapi hilang. Malam dipasang pagi tadi sudah hilang," tegasnya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Machfud Arifin meminta kepada tim pemenangannya baik dari 10 partai pengusungnya maupun pendukungnya untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Bawaslu Surabaya.
"Tim saya nanti akan melakukan upaya mempertanyakan ini apakah itu dilakukan atas perintah atau atas maunya pejabat yang punya tanggungjawab itu. Kita juga akan pertanyaan kepada Bawaslu," jelasnya.
"Saya melihat ini dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Dilakukan ketidakadilan termasuk ada keberpihakan. Mosok (masak) 10 partai pendukung diam-diam saja calonnya dilakukan ketidakadilan. Saya tidak akan mau curang, tapi saya tidak mau dicurangi. Itu saja awal komitmen saya," tegas mantan Kapolda Jatim ini.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
Selain itu, Machfud Arifin juga mendapatkan laporan adanya petugas sebanyak dua truk yang melakukan pemantauan di kantor pemenangannya.
"Itu ngapain? Apakah ini mau show of force? Kalau ada nanti saya yang menghadapi lain ceritanya. Apakah ini bisa dikatakan politik tidak sehat yang di terapkan? Kalau saya sehat-sehat saja lah, lain lagi kalau yang lain. Bisa ditanyakan ke yang lain itu," tandasnya.