Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Sindir Satpol PP, Warga Pasang Banner Machfud Arifin-Mujiaman di Rumah

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Warga pasang banner Machfud Arifin-Mujiaman di rumah masing-masing
Warga pasang banner Machfud Arifin-Mujiaman di rumah masing-masing

jatimnow.com - Warga pendukung Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno (MAJU) menyidir Satpol PP Kota Surabaya.

Mereka memilih alat peraga kampanye (APK) berupa poster hingga banner Machfud Arifin-Mujiaman di rumah masing-masing setelah mengetahui aksi tebang pilih Satpol PP Kota Surabaya dalam menertibkan APK paslon.

"Kami membaca berita banyak baliho Pak Mahfud Arifin dan Pak Mujiaman yang ditertibkan. Namun punya sebelah (Eri-Armudji) masih kokoh berdiri. Makanya kami pasang (APK Machfud Arifin-Mujiaman) di rumah saja dan di jalan gang. Kalau di rumah dan di jalan gang masih ditertibkan, ya kebangetan," ujar Ketua Partai Golkar Kecamatan Rungkut, Muhammad Hadi Setiawan, Minggu (5/10).

Hadi menerangkan, banyak warga, kader dan simpatisan Golkar Surabaya sengaja berinisiatif untuk memasang banner Machfud Arifin-Mujiaman beserta Ketua DPD Partai Golkar Surabaya Arif Fathoni, di pagar rumah masing-masing warga.

Seperti di kawasan Gunung Anyar dan Rungkut, marak spanduk, poster atau APK lainnya yang dipasang kader dan simpatisan Paslon Nomor Urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman di rumah-rumah warga.

"Kita memang berinisiatif untuk membuat banner dengan ukuran kecil yang dipasang di rumah-rumah konstituen Partai Golkar dan sebagian di jalan-jalan gang. Kita semua patungan untuk membuat itu, sebagaimana karakter arek Suroboyo. Rawe-rawe rantas malang-malang putung. Ini juga wujud Partai Golkar sangat serius memenangkan pilwali dengan mengenalkan sosok Mahfud Arifin dan Mujiaman di masyarakat," tuturnya.

Kolase warga pasang banner Machfud Arifin-Mujiaman di rumah masing-masingKolase warga pasang banner Machfud Arifin-Mujiaman di rumah masing-masing

Hadi menambahkan, pemasangan banner merupakan inisiatif kader, baik segi gagasan maupun pendanaan. Untuk itu pihaknya memutuskan membuat banner ukuran sedang dan dipasang di rumah-rumah dan ujung gang, agar tidak ditertibkan Pemkot Surabaya.

Pemasangan banner tersebut akan terus dilakukan dengan swadaya kader Partai Golkar hingga masa kampanye berakhir.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

"Jika masa kampanye selesai, maka kami akan copot sendiri, karena kami taat azas. Jadi Bawaslu dan Satpol PP tidak perlu repot-repot menggunakan anggaran negara untuk menertibkan. Uang pajak kami jangan digunakan sebagai sarana untuk berbuat tidak adil," tegasnya.

Sementara Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya, Arif Fathoni ketika dikonfirmasi mengatakan, sejak awal pihaknya menginstruksikan semua jejaring Golkar hingga tingkat kelurahan, untuk berkomitmen memenangkan Machfud Arifin-Mujiaman dengan penuh kehormatan dan kesadaran.

"Saya pikir inisiatif tersebut merupakan wujud kecintaan para kader Partai Golkar terhadap Machfud Arifin-Mujiaman. Makanya beragam model dilakukan warga dalam mengekspresikan dukungan. Salah satunya dengan memasang sendiri banner atau APK pasangan MAJU di rumah masing-masing warga," ungkap Fathoni.

Toni-sapaan akrabnya menambahkan, inisiatif pemasangan banner APK tersebut semakin menunjukkan bahwa Machfud Arifin-Mujiaman merupakan pemimpin yang diharapkan. Bukan pemimpin yang dipaksakan.

"Contohnya soal alat peraga kampanye, bersifat bottom up dan tidak top down. Jadi kami menerapkan gotong royong tidak semata-mata slogan tapi dalam bentuk tindakan," terangnya.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Menurutnya, pemimpin yang dipaksakan biasanya menggunakan instrumen kekuasaan dalam meraih dukungan rakyat. Sedangkan pemimpin yang diharapkan biasanya rakyat yang melakukan beragam wujud dukungannya.

"Pemimpin yang diharapkan dalam contoh kecil ketika warga mengadakan senam mereka meminta kehadiran calon pemimpinnya tanpa syarat," tambah Toni.

Mantan jurnalis ini berharap, APK yang dibuat melalui swadaya kader Partai Golkar tidak menjadi objek penertiban oleh Satpol PP dan Bawaslu. Karena hal itu akan menyakiti perasaan kader yang telah swadaya untuk mencetak banner tersebut.

"Berlakulah adil sejak dalam pikiran, itu kehendak kuat arus bawah. Jangan terlalu kuat melawan arus, nanti hanyut," tandas Toni.