jatimnow.com - Bagi seniman, mendapatkan pengalaman estetik bisa datang kapan saja dan dimana saja. Bahkan seorang seniman bisa terinspirasi dari hal-hal yang justru bagi orang awam dinilai sebagai sesuatu yang kurang berarti.
Contohnya adalah Imron Syafi'i, seorang seniman asli Gresik yang tinggal di Yogyakarta. Dalam karyanya yang dipamerkan di ajang pameran seni rupa kelompok Detik'96 bertema 'Merupakan' yang digelar di Jogja Gallery beberapa waktu lalu, Imron menampilkan sebuah karya instalasi yang cukup apik.
Dalam karya yang diberi judul 'Legenda yang Belum Usai' Imron menghadirkan sebuah karya instalasi berukuran 4 x 7 meter menyerupai taman mini yang di dalamnya terdapat sebuah mobil klasik produksi Jerman, Opel Kapitan tahun 1956.
Baca juga: Pertunjukan Seni Rupa Surabaya: Kutunggu di Balai Pemuda
Secara keseluruhan karya seniman yang pernah mengenyam pendidikan formal di Jurusan Seni Murni (minat utama seni lukis), Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, cukup menyita perhatian. Para pengunjung seolah diajak merasakan sebuah pengalaman estetik yang pernah dia rasakan.
"Karya ini terinspirasi ketika saya berada di kampung halaman nenek di Malang. Saat berjalan-jalan di sekitar kampung, saya melihat ada bangkai mobil tua yang sudah menjadi rongsokan di sebuah kebun yang dipenuhi dengan beragam tanaman liar," kata Imron, saat ditemui di studio lukisnya di Kweni, Bantul, Sabtu (24/10/2020).
Terkesan dengan mobil tua membuat Imron mengamati lebih detil kondisi mobil tersebut. Tak lupa Imron pun mengeluarkan handphone miliknya untuk memotret mobil tua itu dari berbagai sudut pandang.
"Sesampainya di Yogya saya kembali mengamati foto-foto itu. Dari situ timbul keinginan untuk melukisnya di atas kanvas berukuran 150 x 150 cm. Saya menyelesaikan lukisan itu selama kurang lebih empat bulan," ujar mantan pelukis jalanan Malioboro itu.
Setelah lukisan dua dimensinya tersebut jadi, Imron justru diganggu dengan gagasan untuk mewujudkan display mobil tua yang terbengkalai di kebun itu dalam bentuk 3 dimensi. Selain untuk memburu kepuasan batin, Imron juga ingin memberi kesan nyata kepada penikmat karyanya.
Baca juga: Festival Ronthek Pacitan Kembali Digelar, Ada Seniman Luar Negeri di Pembukaan
"Khusus karya instalasi ini proses pembuatannya butuh waktu dua bulan. Memang butuh energi pikiran, tenaga serta biaya yang lumayan untuk mewujudkan karya ini. Alhamdulillah pas sudah jadi rasanya lega, pokoknya puas banget," ucapnya
Meski begitu ayah dua anak ini tak mau berpuas diri. Bahkan dari karya instalasi itu timbul ide-ide yang lebih liar. Salah satunya Imron berencana akan menciptakan karya instalasi yang menampilkan mobil tua yang terjebak di sebuah danau.
"Mimpi saya berikutnya adalah menyulap ruangan pameran menjadi danau yang di tengahnya terdapat sebuah mobil tua. Sedang saya konsep, semoga bisa terwujud," harapnya.
Saat ditanya kenapa mengusung tema mobil-mobil tua, Imron mengatakan bahwa mobil tua adalah sebuah legenda yang memiliki kisah atau cerita yang belum usai hingga sekarang. Sebagai contoh adalah mobil Opel Kapitan tahun 1956 milik Bung Tomo yang kini dipajang di Museum 10 November di Surabaya.
Baca juga: 100 Seniman dan Budayawan di Banyuwangi Terima Tali Asih
Respon positif datang dari Direktur Executive Jogja Gallery KRMT Indro Suseno, menurutnya instalasi karya Imron adalah karya yang spektakuler dan menjadi salah satu karya seni terbaik yang pernah dipamerkan di Jogja Gallery.
Untuk itu pria yang akrab dipanggil Pak Kimpling tersebut dirinya berharap ke depan Imron bisa kembali menciptakan karya-karya instalasi yang lebih 'gila' lagi.
"Karya seni itu harus menakjubkan bagi penikmatnya. Dan saya sangat respek dengan karya instalasi yang dibuat Imron. Ke depan harus lebih gila lagi. Bila perlu semua ruangan di Jogja Gallery ini disulap jadi hutan," jelas pria yang akrab dipanggil Kimpling itu.