jatimnow.com - Dalam memperingati Hari Pahlawan, Calon Wali Kota Surabaya Nomor Urut 2 Machfud Arifin juga berziarah ke makam Wali Kota ke-3 Surabaya, Raden Moestadjab Soemowdigdo atau Wali Kota Moestadjab di Makam Islam Pegirian, Semampir, Selasa (10/11/2020).
Dari pantauan di lokasi, kondisi Makam Islam Pegirian atau Makam Karang Tembok secara umum sangat kumuh. Makam itu menjadi tempat pembuangan sampah warga sekitar, tempat warga menaruh barang-barang rongsokan dan sebagai tempat berteduh warga.
Sampai di makam Wali Kota Moestadjab, mantan Kapolda Jatim itu tampak khusuk berdoa di antara pusara Wali Kota Moestadjab dan Ny. R.A. Isminah, istri Raden Moestadjab yang berdampingan itu.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Usai berdoa, Machfud Arifin menaburkan bunga dan menyiramkan air sembari membersihkan nisan makam Wali Kota Moestadjab.
Kehadiran Machfud Arifin berziarah itu disambut beberapa warga setempat yang peduli dengan keadaan makam Wali Kota Moestadjab. Sembari membawa foto-foto makam Wali Kota Moestadjab yang dalam kondisi tidak terurus dan dipenuhi semak belukar.
Upaya para warga itu tampak memberikan pesan kepada Machfud Arifin bahwa meski sudah tiada, makam pahlawan seperti Wali Kota Moestadjab ini harusnya mendapatkan perhatian dari pemerintah kota. Sehingga ke depan agar makam itu bisa diurus selayaknya makam pahalawan yang sangat berjasa.
Machfud Arifin mengatakan, Wali Kota Moestadjab memiliki legacy yang luar biasa hingga namanya diabadikan sebagai nama jalan di Balai Kota Surabaya. Karenanya, Raden Moestadjab harus dikenang sebagai wali kota yang memiliki banyak peninggalan.
"Ini tadi saya acara di Ampel lalu mampir ziarah ke makam Wali Kota Mustajab yang namanya jadi jalan di Balai Kota. Beliau punya legacy dan peninggalan untuk Kota Surabaya dan itu patut diapresiasi," tutur arek asli Ketintang, Surabaya ini.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Machfud Arifin memandang, Hari Pahlawan harus dijadikan momentum untuk merawat ingatan tentang perjuangan para pendahulu bangsa, utamanya di Surabaya. Sehingga semua peninggalan yang baik harus dirawat dan yang belum tersentuh pembangunan harus mendapatkan perhatian.
"Dirawat (makam Raden Moestadjab)? Saya akan rawat jika terpilih pada 9 Desember mendatang," ungkap Machfud Arifin.
Sebagai wali kota Surabaya terdahulu, makam Raden Moestadjab Soemowdigdo dan istrinya dianggap tidak pernah mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Surabaya.
Beruntung ada Paguyuban Seni Budaya Nusantara (Paseban) yang memiliki kepedulian tinggi terhadap makam pemimpin kota Surabaya. Pada Tahun 2015, Paseban memiliki inisiatif membersihkan makam Raden Moestadjab beserta istrinya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
"Sejak 2015 kami bersihkan dan rawat seadanya sampai sekarang. Sempat kami viralkan supaya dapat perhatian dari pemkot, tapi tidak ada respon hingga detik ini," ujar anggota Paseban, Dhahana Adi Pungkas.
Penulis Surabaya punya cerita ini mengatakan, Raden Moestadjab tercatat sebagai wali kota ke-13 sejak masa kolonial atau penjajahan. Dan menjadi wali kota ke-3 pada era reformasi. Dia memimpin Surabaya dari 1952-1956. Karirnya dimulai sebagai wakil wali kota Surabaya pada Tahun 1950-1952.
"Wali Kota pertama Rajamin Nasoetion, kedua Doel Arnowo dan ketiga Wali Kota Moestadjab, beliau juga pernah menjadi Bupati Jombang pada 1949-1950," ungkapnya.
"Raden Moestadjab sebagai sosok yang merealisasikan pembangunan Tugu Pahlawan dengan dana swadaya dari masyarakat. Selain itu, dia juga menjadi dewan presidium yang meresmikan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya," tandas Adi.