jatimnow.com - Kader PDIP yang juga mantan relawan Tri Rismaharini (Risma), Mat Mochtar ingin menebus dosa setelah melihat dan mendengar jeritan warga yang perekonomian 'mati' pasca penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak.
"Dengan pentutupan Dolly, pencitraan Bu Risma semakin naik, tapi masyarakat Dolly semakin menjerit," kata Mat Mochtar di depan warga eks lokalisasi Dolly dan Jarak, pada acara sapa warga dengan Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin di Dolly, Minggu (15/11/2020).
"Silahkan Dolly ditutup, tapi perekonomian Dolly tidak boleh ditutup saudara-saudara," jelasnya.
Baca juga: Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji
Ia mengatakan, kehadirannya di kawasan eks lokalisasi Dolly sebagai penebusan dosanya.
"Mari saudara-saudaraku. Percayalah, saya menebus dosa saya yang pernah saya lakukan. Sekarang saya membawa mutiara, mutiara yang terpendam yaitu calon wali kota yang akan menghidupkan ekonomi Dolly," katanya.
"Pak Machfud Arifin tidak hanya berjanji kepada saya. Berjanji dan bersumpah. Kalau dulu Bu Risma hanya berjanji, setelah jadi saya ditinggal pergi. Itulah yang terjadi. Mangkana engko setia, mong oreng Medure tak dukung Pak Machfud Arifin kelero. (Karena itu saya sekarang, kalau orang Madura tidak mendukung Pak Machfud Arifin, itu keliru)," kata Mat Mochtar yang juga tokoh masyarakat Madura.
"Mudah-mudahan janji dan sumpah Pak Machfud Arifin-Mujiaman, Insya Allah terlaksana," tambahnya.
Di depan warga eks lokalisasi Dolly, Mat Mochtar juga menyatakan keheranannya mantan kapolda di tiga provinsi itu (Kapolda Jatim, Kapolda Kalimantan Selatan dan Kapolda Muluku Utara) ini mau maju sebagai wali kota Surabaya.
"Beliaunya jenderal kenapa kok mau menjadi wali kota. Saat pilpres menjadi Ketua TKD Jatim dan memenangkan Pak Jokowi. Kalau mau jadi menteri bisa, tapi nggak mau. Mau jadi memimpin BUMN, nggak mau. Kenapa kok nggak mau, karena ingin mengabdikan diri di kota kelahirannya," terangnya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak
Machfud Arifin juga dinilai tidak ingin menambah kekayaan saat menjadi wali kota. Dan keluarganya juga tidak akan cawe-cawe mengurusi proyek.
"Beliau tidak mencari uang. Demi Allah masalah uang sudah tidak bisa diukur. Sudah kaya ini. Jadi sudah nggak bingung memikirkan anggaran," katanya.
"Anaknya nggak mungkin cari proyek, karena sudah kaya semua. Yang dilakukan Pak Machfud Arifin adalah sebuah pengabdian, karena kota ini yang membuat dia luar biasa, sehingga menjadi Kapolda di tiga provinsi. Hebat nggak Pak Machfud Arifin. Jadi jenderal itu susah, berarti beliau ini luar biasa," jelas Mat Mochtar.
Ia mengajak warga eks lokalisasi Dolly dan Jarak serta seluruh warga Kota Pahlawan untuk bersama-sama memenangkan Pilwali Surabaya 9 Desember 2020 dengan mencoblos nomor 02, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU).
"Rugi kalau nggak memilih beliaunya (Machfud Arifin). Marilah kita hilangkan pemimpin-pemimpin yang munafik, karena negara ini hancur dengan pemimpin yang munafik. Sepuluh tahun saya sama Bu Risma, ketika Bu Risma masih bogang nggak punya gigi. Dulu bogang sekarang perawatan," katanya.
Baca juga: Kuasa Hukum MAJU Sebut Keterlibatan Risma Telah Terungkap dalam Sidang
Mat Mochtar mengajak warga untuk tidak dibohongi lagi seperti yang pernah dialaminya.
"Mari memiliki semangat yang sama. Kalau memilih dia (orangnya Risma) berarti bodoh. Sama dengan saya, jangan sampai ditipu sampai kedua kali," ujarnya.
"Mari bersama-sama, semangat yang sama, tunjukkan pada tanggal 9 Desember pilih nomor 2 Machfud Arifin-Mujiaman," jelasnya.