jatimnow.com - Debat Publik ke-2 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ponorogo 2020 digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, di Gedung Sasana Praja, Jalan Diponegoro.
Debat yang digelar Kamis (19/11/2020) malam itu mengusung tema 'Meningkatkan Masyarakat dan Strategi Daerah Dalam Masa Pandemi Covid-19'. Penanganan Covid-19 dan peningkatan pendapatan asli daerah untuk mewujudkan kemandirian daerah dibahas di sini.
Debat diikuti dua pasangan calon (paslon), yaitu Paslon Nomor Urut 01 Sugiri Sancoko-Lisdiyarita dan Paslon Nomor Urut 02 Ipong Muchlissoni-Bambang Tri Wahono.
Baca juga: Serahkan Diri, Terpidana Kampanye Hitam Pilkada Ponorogo Ditahan di Rutan
Dalam siaran langsung di YouTube KPU, Sugiri Sancoko-Lisdiyarita mempertanyakan efektifitas penanganan Covid-19 di Ponorogo di Tahun 2020 ini. Mereka menyebut keberhasilan penanganan Covid 19 di Bumi Reog tidak lebih baik dari Kota Madiun.
"Kenapa penanganan Covid-19 kita kok tidak lebih baik dari Kota Madiun," tutur Sugiri.
Meski begitu, Sugiri tidak menyebutkan angka kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Madiun.
Sementara Ipong Muchlissoni menyatakan bahwa penanganan Covid-19 di Ponorogo bisa dikatakan berhasil. Dia memaparkan, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 mencapai 93,8 persen dengan status zona oranye.
"Angka ini lebih baik dari tingkat kesembuhan di Provinsi Jawa Timur yang hanya 89,2 persen," jelas Ipong.
Ipong menambahkan, kasus Covid-19 memang naik turun setiap harinya. Tapi yang lebih penting bagaimana memulihkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi.
Baca juga: Unggul Quick Count, Pendukung di Ngawi dan Ponorogo Cukur Gundul
Ipong menjelaskan, untuk menormalkan kembali perekonomian warga, sejak bulan ke-4 Covid-19 atau Juli 2020, sejumlah kegiatan masyarakat sudah kembali dijalankan. Contohnya pasar yang mulai dihidupkan dengan mengedepankan kebijakan new normal.
"Jadi kegiatan hajatan sudah mulai, dengan pembatasan jumlah tamu. Pasar juga mulai dihidupkan agar perekonomian warga kita kembali normal," terang Ipong.
Dalam sesi ketiga, panelis melempar isu peningkatan PAD Ponorogo, di mana belakangan 80 persen Angaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) disokong dari dana pusat. Dua paslon pun diminta untuk mengatasi hal ini untuk mewujudkan kemandirian daerah.
Sugiri menjelaskan akan melakukan pengembangan potensi wisata lokal. Selain itu juga mengembangkan Badan Usaha Desa (BumDes). Itu untuk menyokong peningkatan produktivitas pertanian.
Baca juga: Soal Perolehan Suara, Timses Ipong-Bambang Tunggu Hasil Akhir KPU
"Jadi yang akan kita lakukan mengoptimalkan potensi wisata kita, di mana Ngebel belum tergarap maksimal. Mewujudkan UMKM hebat yang nantinya menjadi penyumbang PAD. Membuat BumDes menjadi solusi bagi desa," papar Sugiri.
Sementara Ipong mengaku telah melakukan upaya optimalisasi PAD selama menjabat dulu. Bahkan lewat desa digital yang akan digagas di periode ke depanya, akan menyempurnakan peran desa dalam mewujudkan kemandirian Ponorogo.
Menurutnya, untuk catatan PAD Ponorogo saat ini 20 persen dari APBD. Hal ini menjadikan Ponorogo tertinggi dari daerah sekitar.
"Yang terpenting bagaimana menekan biaya produksi petani saat ini, sehingga pendapatanya meningkat. Yang akhirnya mereka dapat membayar pajak dan retribusi. Dimana 62 persen PDRB Ponorogo adalah sektor pertanian. Dengan menyejahterakan petani maka kemandirian Ponorogo bisa terwujud," pungkasnya.