jatimnow.com - Ketenangan menjalani bulan puasa begitu dirasakan oleh seluruh umat Muslim yang ada di dunia. Baik tua maupun muda, semua menjalani puasa dengan khusuk tak terkecuali para mualaf.
Di Dusun Sekar Gadung, Desa Balerejo, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar terdapat sebuah kampung yang disebut Kampung Mualaf.
Disebut Kampung Mualaf karena di dusun ini dulunya dihuni oleh masyarakat heterogen empat agama. Selang waktu berjalan, banyak diantara warga non-muslim bersyahadat dan menjadi mualaf.
Baca juga: Misteri Penyebab Lubang di Dasar Sungai Kaliasat Blitar Terungkap
"Kalau di seluruh Desa (Balerejo) ada lima agama berdampingan. Khusus untuk dusun Sekar Kadung memang sering dipanggil begitu (Kampung Mualaf) karena sejak sekitar sembilan puluhan, warga yang pindah Islam terus nambah," terang Kepala Desa Balerejo Deny Chandra, Selasa (29/05/2018).
Hingga saat ini, sedikitnya 58 warga telah bersyahadat dan menjadi Muslim pada umumnya. Khusus di bulan puasa, para mualaf juga ikut mengaji dan bertadaruz.
Bahkan beberapa mualaf juga sudah fasih membaca huruf Al-Qur'an, seperti Suprihatin (54) yang bersyahadat sejak usia 17 tahun. Setelah memeluk Islam, ia kemudian menimba ilmu di sebuah Pondok Pesantren lalu kembali ke Sekar Gadung.
"Dulu awalnya saya mimpi mendengar adzan. Lalu kemudian saya mantap memeluk Islam terus ngaji ikut pondok (pesantren). Sekitar empat tahun lalu saya pulang," kata dia.
Baca juga: BPBD Kabupaten Blitar Selidiki Lubang Misterius di Sungai Kalisat
Selain Suprihatin, ada juga Panji Basuki (47). Ia bersyahadat setelah bermimpi pergi ke sebuah Pondok Pesantren. Baginya, setelah memeluk Islam, suasana hatinya menjadi lebih tenang.
"Saya Islam sepuluh tahun yang lalu setelah mimpi pergi ke pondok (pesantren). Hampir setiap hari saya ngaji di Mushola Mamba'ul Hisan ini mas," kata dia.
Usai salat Dhuzur, warga mualaf mulai datang ke Mushola Mamba'ul Hisan untuk mengaji dan memperdalam ilmu agama.
Baca juga: Unisba dan Untag Surabaya Kolaborasi Atasi Masalah Sampah dengan Cara Ini
Di sore harinya, anak muslim setempat juga menghabiskan waktu untuk mengaji di mushola tersebut. Bahkan mereka juga sudah memiliki grup Hadrah atau seni tarik suara dan musik umat Islam.
Reporter: CF Glorian
Editor: Erwin Yohanes