jatimnow.com - Semangat bertahan hidup disertai prinsip bisa dipercaya dan amanah menjadi kunci agar tetap dapat berbisnis dan berkembang di tengah Pandemi Covid-19.
Itu disampaikan oleh Rendy Eka Permana Putra (29). Pengusaha asal Surabaya ini meminta masyarakat tetap mencoba berbagai peluang dan mengembangkan bisnis hingga sukses bertahan di tengah Pandemi Covid-19.
Pemuda yang akrab disapa Randyprmn di Instagram ini mengaku sebelumnya sempat mengalami kerugian hingga ratusan juta saat usaha bisnis travel yang dikelolanya sejak 6 tahun lalu itu terkena dampak Pandemi Covid-19 pada awal Maret 2020.
Baca juga: Balap Liar saat Sahur di Lamongan Dibubarkan, Polisi Amankan 26 Pemuda
"Bisnis agen travel yang saya kelola itu melayani perjalanan wisata luar negeri dan domestik. Saat wabah Virus Corona menyerang Indonesia, saya rugi sekitar Rp 200 juta karena harus mengembalikan uang pelanggan dari menjual aset dan meminjam dari bank. Pasalnya, uang yang sudah diberikan pelanggan telah dibayarkan ke pihak travel," cerita Rendy, Selasa (12/1/2021).
"Saya berhutang bank karena untuk mengembalikan uang dari peserta travel agar mereka tidak rugi dan melihat saya orangnya bertanggung jawab. Tetapi mereka tidak perlu tahu kalau saya berhutang bank," imbuhnya.
Dengan begitu, maka pelanggan merasa tidak kecewa. Di saat dirinya mencoba menjual produk apapun kepada pelanggannya maka terbeli karena telah terbangun kepercayaan atau trust building.
"Dari situ, mereka merasa saya amanah. Saya bertanggung jawab dan ketika saya mencoba menjual apa pun di saat pandemi. Mereka sangat mensupport sekali dengan trust building itu, karena percaya karena kita baik sama orang maka hasilnya orang itu akan baik dengan kita," tegasnya.
Baca juga: Temui Pemuda Surabaya di Warkop, Mahfud MD: Jangan Pilih Kalau Bukan dari Hati
Setelah menutup agen travelnya, Rendy mencoba mencari kesempatan usaha untuk bertahan hidup dan dia melihat peluang di awal pandei Covid-19 dengan menyediakan jasa penyemprotan disinfektan.
Namun usahanya itu tidak bertahan lama karena banyak kampung maupun perumahan melakukan penyemprotan disinfektan secara mandiri.
Kemudian dia beralih ke usaha kuliner khas NTT dengan membuka Sei Sapiku bersama temannya. Kini dirinya memiliki puluhan gerai makanan di beberapa kota di Indonesia dan dua diantaranya difungsikan sebagai dapur pusat yakni di Jakarta dan Surabaya.
Ia mengaku ingin membantu meringankan beban pemerintah dengan mengurangi angka pengangguran. Rendy kemudian melihat peluang lainnya yakni membuka gerai seluler Ibros untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran daring yang ditetapkan pemerintah sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19.
Baca juga: Tidak Hanya Menyerang Orang Tua, Berikut 6 Hal yang Perlu Kamu Tahu Soal Osteoporosis
"Karena ketika membuka lini bisnis baru maka dapat menyerap tenaga kerja baru. Kita melihat apa sih yang lagi ramai di jual, apa market yang lagi tinggi, apa yang memang orang banyak perlukan di era pandemi ini. Ya itu kita jualan seperti itu," lanjutnya.
Rendy juga berpesan kepada masyarakat agar tidak selalu mengeluh melainkan melihat peluang dari segala kondisi dan situasi. Namun ketika membuka usaha maka harus bisa dipercaya dan amanah serta menerapkan prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).
"Jadi amati peluang yang ada saat ini kita coba untuk meniru. Setelah meniru, minimal sudah standar sudah sama baru kita modifikasi untuk lebih baik," tandasnya.