jatimnow.com - Program pemberian pupuk organik bagi petani yang digulirkan oleh Pemkab Banyuwangi memberikan hasil positif pada hasil pertanian daerah.
Salah satunya pada petani cabai yang penggunaan pupuk organik mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas panen cabai petani.
Seperti yang diungkapkan Ahmad Jamali, petani cabai asal Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Dia mengungkapkan penggunaan pupuk organik pada kebun cabainya membuat produksi tanaman lebih baik.
Baca juga: 5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa
"Alhamdulillah, pemakaian pupuk organik ini membuat tanaman jadi lebih subur. Karena bentuknya pupuk organik cair, unsur hara yang ada bisa diserap dengan baik oleh akar tanaman. Tanaman jadi lebih sehat dan tahan penyakit," ujar Jamali dalam siaran pers yang diterima redaksi, Sabtu (23/1/2021).
Jamali mengatakan, sebelumnya, tanaman cabai miliknya menggunakan pupuk kimia saja. Namun kemudian terjadi kelangkaan pupuk pada 2020 lalu, yang membuatnya dan banyak petani lain sempat bingung untuk bercocok tanam.
"Lalu Pemkab Banyuwangi memberi solusi lewat program bantuan pupuk organik. Kami gunakan untuk pengganti pupuk kimia yang langka. Caranya, kami kombinasikan dengan pupuk dasar yang biasa kami gunakan. Alhamdulillah hasilnya memuaskan," ungkap Jamali.
Dia menceritakan, pasca penggunaan pupuk organik, dia berhasil memanen sebanyak 4 kuintal di lahan seluas 0,8 hektar.
"Tanaman cabai saya lebih sehat, kualitasnya bagus. Kami berharap program ini bisa berjalan terus," kata Jamali saat dikunjungi Bupati Abdullah Azwar Anas.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Arief Setyawan mengungkapkan, pemkab telah memberikan bantuan pupuk gratis kepada petani di seluruh Banyuwangi.
Baca juga: 3.840 Warga Banyuwangi Operasi Katarak Gratis
Pada tahun lalu, setiap kecamatan mendapatkan jatah pupuk organik untuk 400 hektar tanaman pangan dan ratusan hektar untuk tanaman hortikultura.
"Seperti Kecamatan Wongsorejo ini mendapat alokasi pupuk organik yang digunakan 400 hektar untuk tanaman pangan, dan 743 hektar untuk tanaman hortikultura, termasuk lahan cabai. Jadi di setiap kecamatan tak kurang dari 1.000 hektar lahan pertanian mendapatkan bantuan pupuk organik," kata Arief.
"Kebetulan di Wongsorejo, pupuk organik untuk tanaman hortikulutura sebagian besar digunakan untuk tanaman cabai. Kami cukup gembira karena hasilnya sesuai harapan," imbuhnya.
Wongsorejo sendiri, lanjutnya, merupakan sentra pertanian cabai di Banyuwangi, dan salah satu pemasok cabai di pasar nasional. Dari total 3795 hektar kebun cabai di Banyuwangi, 2.105 hektarnya ada di Kecamatan Wongsorejo.
Arief melanjutkan, penggunaan pupuk organik sendiri memiliki beberapa kelebihan, di antaranya bisa meningkatkan produksi. Tanaman menjadi berumur lebih panjang dan hasil panen tidak cepat rusak.
Baca juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Angkat Motif Jenon, Ini Maknanya
"Karena pupuk organik ini mengandung mikroorganisme yang membuat penyerapan hara lebih maksimal sehingga tanaman lebih sehat. Produksi petani cabai juga meningkat. Seperti di Wongsorejo ini yang awalnya 8 ton per hektar, kini menjadi 8,1 ton," terang Arief.
Sementara itu Bupati Azwar Anas mengatakan, pemerintah daerah terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian daerah. Terlebih Banyuwangi merupakan salah satu lumbung pertanian di Jawa Timur.
Terkait pemberian pupuk organik pada petani diharapkan bisa membantu kebutuhan pupuk petani yang sempat mengalami kelangkaan.
"Selain itu pupuk organik yang kami berikan sebagai upaya Dinas Pertanian agar petani mulai neralih ke pertanian organik yang lebih ramah lingkungan dan prospek pasarnya lebih bagus. Program ini akan terus dilanjutkan," kata Anas.