jatimnow.com - Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya melakukan pendalaman atas dugaan pencabulan yang menimpa seorang siswi SMK kelas XII yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Penyidik menemukan petunjuk baru dalam penyidikan untuk memeriksa sang kepala sekolah, setelah memeriksa sejumlah saksi.
"Sejumlah petunjuk sudah kita dapat dari saksi yang akan kami periksa. Ini masih didalami lagi," kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Oki Ahadian, Sabtu (6/3/2021).
Baca juga: Housekeeping Cabuli Siswi SMK di Bangkalan, Baru 5 Bulan Kenalan Lewat Medsos
Baca juga: Siswi SMK di Surabaya Diduga Jadi Korban Pencabulan, Ini Pengakuannya
Ia menyebutkan, penyidik sebelumnya telah memeriksa korban dan sejumlah saksi. Dari keterangan itu, menjadi bukti untuk memanggil kepala sekolah untuk diperiksa.
"Nanti akan dicari barang bukti lain, seperti bukti foto dan chattingan yang ada di hp antara kepala sekolah dan korban," jelas Oki.
Sementara untuk laporan dari korban lain, hingga saat ini belum ada. Begitu juga pemanggilan terhadap kepala sekolah.
ST (58) ayah korban mengatakan bahwa anaknya telah menjalani visum pada Kamis (4/3). Juga telah dilakukan konseling dan ditanya seputar pencabulan yang dialami anaknya.
Baca juga: Ditinggal Istri Jadi TKW, Pria di Blitar Hamili Pelajar
Karena dalam kondisi psikis yang tertekan, kemudian diarahkan ke psikiater di RS Bhayangkara Polda Jatim.
"Hasil visum baru keluar sekitar dua minggu," kata Suminto.
Selanjutnya, ia dan anaknya ke Unit PPA Polrestabes Surabaya. Kemudian dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP) terhadap korban.
"Anak saya diberi 18 pertanyaan seputar kejadian yang dialaminya," jelasnya.
Baca juga: Cabuli Pacar Dibawah Umur, Pelajar SMK di Surabaya Diamankan
Dalam jawaban di salah satu pertanyaan, bahwa pencabulan yang dilakukan kepala sekolah terhadap korban itu dari atas hingga sebatas pusar saja.
Bahkan, semenjak peristiwa pencabulan ini mencuat website SMK tempat korban sekolah yang selama ini bisa diakses melalui internet sudah tidak bisa dibuka.
"Karena memang pihak sekolah punya tim IT yang mumpuni oleh karena itu website sekolahan mereka tutup," papar Suminto.
Sebelumnya diketahui, seorang siswi kelas XII salah satu SMK di Surabaya diduga menjadi korban pencabulan kepala sekolahnya. Hal itu disampaikan ayah korban saat mendampingi anaknya melapor ke Polrestabes Surabaya, Rabu (3/3).