jatimnow.com - Menjaga kondisi perekonomian yang baik di masa pandemi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menjadi bagian dari solusi yang diemban di bidang energi khususnya penyaluran gas bumi nasional.
Upaya ini dibuktikan PGN dengan penerapan efisiensi dan efektifitas dalam menjaga kinerja bisnis maupun operasional.
"PGN optimis kinerja bisnisnya ditahun 2021 akan terus membaik. Selain pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang diperkirakan berjalan lebih cepat, beroperasinya sejumlah infrastruktur pipa gas bumi akan menjadi penopang penguatan bisnis perseroan," kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama dalam siaran pers yang diterima redaksi, Senin (12/4/2021).
Baca juga: PGN Alirkan Gas Bumi ke PT Easterntex Pasuruan, Komiten Ekspansi Bisnis
Beberapa proyek infrastruktur yang bakal menjadi katalis pertumbuhan bisnis PGN diantaranya adalah pembangunan pipa minyak ke Blok Rokan di Riau.
Dengan panjang kurang lebih 367 kilometer, pipa ini berpotensi mengangkut minyak kurang lebih 200.000-265.000 BOPD dan ditargetkan akan komersial pada akhir 2021.
Pipa minyak rokan merupakan salah satu proyek energi terbesar yang mencetak efisiensi anggaran sebesar Rp 2,1 Triliun. Hal ini selaras dengan kondisi pandemi yang menuntut tingkat efisiensi tinggi dalam pelaksanaan kegiatan investasi dan operasi.
"Proyek infrastruktur transmisi lain yang berpotensi menjadi backbone baru bagi pemanfaatan gas bumi adalah selesainya pembangunan pipa gas transmisi Gresik-Semarang oleh PT Pertagas. Ruas ini ditargetkan dapat merealisasikan kepastian penyaluran pasokan gas bumi di Jawa Tengah. Jaringan pipa transmisi ini sepanjang 267 KM dengan kapasitas pengaliran gas maksimal sekitar 400 MMSCFD," jelas Rachmat.
Ia menambahkan, melalui Afiliasi Saka Energy Muriah Ltd. (SEML), PGN menyalurkan gas dari Lapangan Kepodang untuk Pembangkit Listrik Tambak Lorok Jawa Tengah dengan potensi pengaliran gas sebesar 10-15 BBTUD.
Baca juga: PGN Pastikan Jargas di 18 Ribu Pelanggan Bojonegoro - Lamongan Aman
Penyaluran gas dari Lapangan Kepodang ke Pembangkit Listrik Tambak Lorok menggunakan infrastruktur Pipa Tranmisi Kalija I yang dikelola oleh PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) dengan panjang ± 201 kilometer.
Kemudian interkoneksi Pipa SSWJ dan Pipa WJA yang akan melayani RU Balongan dan sejumlah industri besar seperti Krakatau Steel, Pupuk Kujang serta Bekasi Power.
"Tidak hanya interkoneksi Pipa SSWJ-WJA, saat ini PGN tengah menyelesaikan protek interkoneksi Pipa Gresik-Semarang (Gresem) dengan Pipa Kalimantan Jawa Gas (Kalija). Interkoneksi ini juga akan bermanfaat untuk menjangkau pengguna gas bumi sektor komersial industri lebih luas lagi, sehingga pengembangan niaga gas bumi dengan berbagai moda baik pipa, CNG dan LNG dapat mempermudah akses gas bumi di wilayah Jaten," paparnya.
Rachmat juga mengatakan bahwa PGN terus mengambil inisiatif untuk mengoptimalkan pasar-pasar eksisting maupun pasar yang baru dengan dukungan infrastruktur.
Baca juga: Going Global, PGN Deal Jual Beli LNG Internasional
"PGN telah membangun dan mengoperasikan lebih dari 90 persen infrastruktur gas bumi di Indonesia. Dengan kekuatan itu PGN akan lebih agresif untuk menjangkau pelanggan-pelanggan baru guna meningkatkan volume penjualan gas perseroan. Target kami hingga tahun 2026, penjualan gas bumi PGN naik 10 - 15 persen," katanya.
Ekspansi bisnis lainnya yakni proyek gasifikasi kilang Pertamina untuk optimalisasi penyaluran pasokan gas ke kilang Pertamina agar dapat meningkatkan nilai keekonomian Pertamina dan mencapai efisiensi energi kilang Pertamina.
Total volume penyaluran potensial sekitar 90 BBTUD atau setara dengan 16,4 ribu BOEPD. Terdiri dari 5 lokasi kilang, yaitu program RDMP Balongan, RDMP Balikpapan, RDMP Cilacap, Kilang TPPI, dan GRR Tuban.
"Pada proyek gasifikasi RDMP Cilacap, PGN tengah menyiapkan pembangunan LNG regasifikasi small land based di RU IV Cilacap dan ditargetkan beroperasi pada semester II 2022. Selain itu, infrastruktur Pipa Gas Senipah – Balikpapan dibangun untuk memenuhi kebutuhan Kilang Balikpapan dalam jangka panjang," tandasnya.