Jatimnow.com - Segerombolan remaja terekam CCTV diduga saat akan melakukan pencurian di Unit Pasar Splindid, Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Akibatnya pedagang alami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Salah satu pemilik stan, Muhammad Lutfi, mengatakan jika sebenarnya mereka sering mengalami pencurian tapi ketika akan melapor, para pedagang tidak memiliki cukup bukti.
"Sebulan ini stan saya sudah dicuri tiga kali, sebenarnya sering beberapa bulan lalu juga begitu, tapi kami para pedagang tak memiliki bukti. Akhirnya saya memutuskan untuk memasang CCTV seminggu lalu dan akhirnya terekam juga, dugaan kuat kami anak-anak itu lah pelakunya," jelas Lutfi, Selasa (17/8/2021).
Baca juga: Pasar Tanjung Jember Tidak Aman, Barang Dagangan Sering Hilang Misterius
Melalui rekaman CCTV berdurasi 3 menit, diketahui aksi pencurian terjadi pada pukul 04.33 Wib. Ada 3 anak yang mondar-mandir dan membuka terpal yang diperuntukkan sebagai penutup akuarium di bagian luar. Pencuri berhasil menggasak ikan hias jenis cupang giant dan tanaman air. Selain dirinya ada pedagang lain yang merugi hingga Rp 25 juta.
"Teman saya rugi puluhan juta, yang diambil ikan hias yang cukup mahal seperti arwana super red, louhan, cupang, predator fish, dan sebagainya. Terkadang mereka sampai merusak gembok untuk masuk ke dalam bedak. Total ada 6 korban yang dicuri beberapa hari belakangan ini," keluhnya.
Baca juga: Maling di Pacitan Nekad Beraksi Siang Hari, Bawa Kabur Uang Rp2,75 Juta
Saat ditanya apakah tidak ada keamanan pasar sehingga pencurian sering terjadi? Dirinya menjawab bila sebenarnya ia bersama rekan-rekannya sering kali menyampaikan kepada pihak keamanan pasar.
"Tapi waktu saya melaporkan ke pihak keamanan mereka tidak menggubris bahkan tidak ada upaya untuk memperketat keamanan," kesalnya.
Baca juga: Respons Muspika soal Isu Uang Warga Dukuh Mencek Jember Hilang Dicuri Tuyul
Dengan adanya rekaman CCTV ini para pedagang pun berencana melaporkan kejadian tersebut kepihak kepolisian setempat.
"Sekarang sudah ada bukti, meski masih anak-anak jujur kami sudah resah. Soalnya tidak satu dua kali terjadi," keluhnya.