jatimnow.com - Besarnya data anak-anak terlantar dan kehilangan orang tua yang masuk ke pemerintah perlu segera direspon.
Terutama yang bersumber dari informasi data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ristek, Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Dalam Negeri.
Percepatan data dalam mengetahui nasib anak-anak dapat dikonsultasikan dengan para tokoh lintas agama dan kepercayaan. Karena mereka garda terdepan dalam permasalahan umatnya saat pandemi berlangsung.
Baca juga: ASN Pemprov Jatim Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran
Meski data belum bisa mengungkap fakta kondisi anak, namun yang sebenarnya anak-anak kehilangan aktor atau figur pengasuhan telah dijangkau para tokoh lintas agama dan kepercayaan baik di pusat maupun daerah.
Melalui rumah ibadahnya, amal usaha berbasis agama dan umat umatnya. Masalah-masalah di masyarakat direspon melalui persatuan umat dan rumah-rumah ibadahnya.
Kerjasama dengan tokoh lintas agama dan kepercayaan juga sangat baik, karena negara belum memiliki sekolah orang tua.
Hal ini bisa diatasi dengan rutinnya para tokoh lintas agama dan kepercayaan, dalam pelaksanaan pelaksanaan ibadah. Sekaligus mereka mendata lagi umatnya.
Baca juga: Diserahkan Mendagri, Banyuwangi Raih Peringkat Pertama Kinerja Pemkab Se-Indonesia
Kerjasama pendataan akan sangat strategis bila melibatkan ormas-ormas agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.
Menjadi tanggung jawab bersama menjemput bola untuk mereka. Agar tidak menjadi ledakan masalah sosial dimana mana, karena mereka amanat Tuhan dan calon penerus bangsa.
Baca juga: Hasil Survei PRC, Warga Lamongan Puas Kinerja Yuhronur Efendi-Abdul Rouf
Jasra Putra
Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
*jatimnow.com tidak bertanggung jawab atas isi opini. Opini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis yang seperti diatur dalam UU ITE