jatimnow.com - Sedikitnya 100 peternak ayam petelur di Ponorogo gulung tikar akibat dari merosotnya harga telur ayam di pasaran.
Asosiasi Peternak Ayam Petelur Ponorogo menyebut, angka itu 20% dari jumlah 500 peternak yang menjadi anggota asosiasi.
Baca juga: Cerita Peternak Ayam di Ponorogo, Terancam Gulung Tikar hingga Gadaikan BPKB
Baca juga: Berikut Daftar Harga Telur dan Daging Ayam Terbaru di Jatim
Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur Ponorogo, Eny Kustianingsih menjelaskan, data per Kamis (23/9/2021) harga telur ayam anjlok ke kisaran Rp 15 ribu per kilogram.
"Paling rendah selama saya jadi peternak. Dulu sempat Rp 13 ribu. Tapi harga pakan tidak naik seperti sekarang," ujar Eny, Kamis (23/9/2021).
Eny menduga, anjloknya harga telur ayam karena banyaknya pasokan telur yang masuk ke Kabupaten Ponorogo.
"Saat ini karena ada (Pasokan) dari luar kota, akhirnya seperti itu," keluhnya.
Semula, peternak berusaha untuk menahan agar telur ayam tidak buru-buru dijual. Padahal biasanya, anggota asosiasi bisa menjual 40 hingga 50 ton telur ayam per harinya.
Baca juga: Pasar Murah Telur Ayam di Kediri Diserbu Warga, 600 Kg Ludes dalam 1 Jam
"Ditahan tapi harga malah semakin merosot," tegasnya.
Anggota asosiasi, lanjut Eny, 20% di antaranya sudah gulung tikar. Ia menyebut anggota asosiasi di Ponorogo berjumlah 500 peternak. Tak sedikit dari mereka memilih menjual ayam peliharaan daripada harus mengeluarkan biaya produksi yang terus melonjak naik.
"Sudah berkurang sekitar 100 peternak," katanya.
Dia berharap pemerintah memberikan perhatian nasib peternak ayam dengan serius.
Baca juga: Harga Telur di Jatim Anjlok, Golkar Sebut Ada Persaingan Tidak Seimbang
"Mohon ada solusi. Biar harga telur kembali ke HPP lagi. Teman peternak semangat mempertahankan peternakannya," tandas Eny.
Sementara itu, Kasir Usaha dan Produksi Peternakan, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Setja Hardjana mengaku mengetahui perihal merosotnya harga telur. Meski demikian, pihaknya belum dapat memastikan langkah yang akan diambil untuk mengurai permasalahan tersebut.
"Dulu sempat kami membeli dan kami pasarkan secara online. Saat ini belum ada langkah pasti," ujarnya.
Sebelumnya, Peternak ayam di Kabupaten Ponorogo terancam bangkrut menyusul terus anjloknya harga telur ayam di pasaran. Kondisi ini bahkan membuat salah seorang peternak menggadaikan BPKB agar bisa mencukupi kebutuhan hidup.