Gagal Panen Akibat Hama Tikus, Petani di Gresik Mengadu ke Bupati

Rabu, 29 Sep 2021 17:57 WIB
Reporter :
Sahlul Fahmi
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat bertemu para petani Desa Gredek, Kecamatan Duduk Sampeyan

jatimnow.com - Para petani Desa Gredek, Kecamatan Duduk Sampeyan, Kabupaten Gresik mengeluh ke Bupati Fandi Akhmad Yani lantaran hasil panennya gagal diserang hama tikus.

Gus Yani-sapaan bupati Gresik sengaja melakukan blusukan ke desa akhir-akhir ini untuk mendengar keluh kesah petani. Melalui kegiatan sapa petani, dia mendengarkan keluhan sekaligus menanggulangi persoalan yang ada.

As'ad (50) salah seorang petani Desa Gredek menceritakan bahwa selama ini para petani menggunakan metode setrum untuk menghalau hama tikus. Namun menurutnya, metode itu dinilai kurang efektif dan justru menimbulkan risiko yang cukup besar.

Baca juga: Polres Lamongan Dirikan Ratusan Rumah Burung Hantu, untuk Apa?

Menurutnya, metode setrum juga bisa menimbulkan korban jiwa karena tersengat.

"Menurut kami metode setrum ini tidak efektif Pak Bupati. Tolong kami dicarikan solusi," ungkap As'ad, Rabu (29/9/2021).

Merespon hal itu, Gus Yani menjelaskan bahwa pihaknya saat ini telah menyiapkan alternatif sebagai langkah awal dengan mendirikan rumah burung hantu (rubuha). Tujuannya untuk menyeimbangkan ekosistem yang ada. Sehingga diharapkan mampu meminimalisir merebaknya hama tikus.

Langkah kedua, Gus Yani ingin adanya satu terobosan dengan menciptakan alat yang bisa mengusir tikus dengan menimbulkan suara ultrasonik. Menurutnya, langkah ini perlu dilakukan uji coba untuk melihat seberapa besar efektif kegunaan alat tersebut.

"Kita sedang mempelajari bagaimana caranya menciptakan suatu alat untuk mengusir tikus. Misalnya saja kita ciptakan suatu alat semacam robot yang menimbulkan suara ultrasonik yang dapat mengusir hama tikus tersebut," tutur Gus Yani.

Baca juga: Lapak UMKM Porprov Jatim 2023 di Sidoarjo Diacak-acak Tikus

Sementara petani lain bernama Syarifuddin juga mengutarakan keluhannya terkait tingginya biaya produksi panen. Dia membeberkan bahwa tingginya biaya diakibatkan karena belum tersedianya Jalan Usaha Tani (JUT). Hal itu berakibat pada biaya angkut gabah yang dinilai tinggi karena rute jalan yang dilalui.

\

"Kami ingin adanya jalan usaha tani pak bupati. Mohon ada tindak lanjut agar kami dapat memangkas ongkos," ungkap dia.

Hal itu direspon baik oleh Gus Yani. Dia menjelaskan bahwa Pemkab Gresik siap membangun JUT, asalkan wilayah desa sudah masuk wilayah LP2B (Lembaga Pertanian Pangan Berkelanjutan).

"Kalau sudah masuk wilayah LP2B, maka kami siap untuk membangun JUT," sambung Gus Yani.

Baca juga: Petani Banyuwangi Manfaatkan Burung Hantu Basmi Hama Tikus

Dalam kesempatan tersebut, Gus Yani juga menyinggung sistem pengairan yang ada. Dia melihat bahwa embung yang ada saat ini perlu dilakukan normalisasi, sebab kondisinya mengalami pendangkalan.

"Kita minta Dinas Pekerjaan Umum untuk menyiapkan alat berat. Bila perlu kita lakukan pengadaan agar normalisasi embung dapat sesegera mungkin dilakukan. Tujuannya agar para petani tak kerepotan jika membutuhkan pasokan air saat musim panen ke dua, atau ketika memasuki musim kemarau," pungkasnya.

Melalui kegiatan sapa petani tersebut, Gus Yani ingin agar sektor pertanian di Gresik mulai merangkak naik dan mampu menyejahterakan para petani.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Gresik

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler