jatimnow.com - Pameran GresArt #6 kembali digelar. Kali ini even seni rupa tahunan yang diselenggarakan komunitas Gerakan Seri Rupa Gresik (Gasrug) itu dilaksanakan 15-31 Oktober 2021 di Senja Jingga Kafe & Art Space, Putri Cempo, Kebomas, Gresik.
Sebanyak 19 karya seniman asli Gresik ditampilkan dalam ajang pameran GresArt 2021 yang mengusung tema E-soon.
Ketua Gasrug, Joko Iwan saat memberikan sambutan pembukaan pameran menjelaskan, kegiatan ini merupakan agenda berkelanjutan. Dan pada tahun ini telah memasuki tahun keenam.
Baca juga: Pertunjukan Seni Rupa Surabaya: Kutunggu di Balai Pemuda
"Gasrug berdiri pada tahun 2016. Setiap tahun kami mengadakan pameran GresArt yang kami gelar setiap bulan Oktober," kata Joko Iwan, Jumat (15/10/2021).
Karya seni rupa yang dipamerkan terdiri dari berbagai macam aliran seni lukis mulai dari kaligrafi, realis, dekoratif, abstrak hingga kontemporer. Selain itu juga ada karya seni patung dan scenography.
Kurator pameran GresArt #6 Mayek Prayitno dalam tulisannya berjudul Memproses "E-Soon" menjelaskan, tema E-Soon adalah gagasan kreatif yang muncul dari seniman lokal Gresik.
Baca juga: Foto: Menyusuri Dimensi Waktu di Basement Alun-Alun Surabaya
Esoon, yang artinya aku atau saya merupakan bahasa lokal Kota Gresik, yang diperuntukkan menyebut diri sebagai aku.
"Keakuan ini kemudian dimaknai atau ditafsir ulang. Aku dituju arahkan melalui proses 'pencarian' sebagai seorang perupa atau seniman dalam memantapkan posisi di tengah sengkarut struktur masyarakat, globalisasi dan keterlibatannya oleh dunia digital atau dunia maya, dunia yang tak memiliki batas normal," ujar Mayek.
Penulis sekaligus perupa yang tinggal di Jakarta ini juga berharap dengan konsep sederhana ini para seniman yang bergulat dalam kesenian perlahan akan memiliki posisi tawar di tengah kesadaran masyarakat dengan eksistensi yang sudah kuat.
Baca juga: Intip Tas Kulit Sapi Jahit Tangan Karya Mahasiswa Unipa Surabaya
"Perupa atau seniman adalah bagian dari masyarakat yang menunjukkan nilai-nilai visual estetik dan makna-makna dalam kreativitasnya mengubah simbol karya seni yang merepresentasikan kebudayaan mereka sendiri terhadap sebuah harapan," ujar Mayek Prayitno.
Dalam acara pembukaan pameran meski terdapat seremoni dan hiburan berupa tarian Putri Campa dan performance art, namun panitia tetap menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pembukaan pameran ini semakin semarak dengan kehadiran pelukis kondang asal Surabaya seperti Mas Dibyo, Joko Pram (Jopram) serta penikmat seni seperti Dr Reza, Eko Sumargo, serta penikmat seni lainnya baik yang berasal dari Gresik dan kota di sekitarnya.